Newposkomanado – Setiap atlet melakukan persiapan yang matang agar dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Salah satu persiapan penting para atlet adalah tidur.
Tidur dan performa bisa dibilang sangat berkaitan tergantung cabang olahraga, namun secara umum jika mengambil standar internasional kurangnya tidur tidak hanya membuat seseorang menjadi mengantuk, tapi juga mempengaruhi proses perbaikan tubuh.
“Jadi perlu ketahui, waktu tidur adalah waktu dimana tubuh memperbaiki dirinya sendiri,” ungkap dr Riane Anggreani, SpS, jebolan Academy of Sleep Wake Science INA, Senin (25/04/2022).
Lanjut dijelaskan dr Riane Anggreani, tidur juga dapat berpengaruh terhadap koordinasi antar bagian-bagian tubuh, ketahanan tubuh, kelincahan, dan tenaga.
Artinya, semuanya ini sangat dibutuhkan seorang atlet. Atlet menjalani banyak latihan fisik, karenanya seorang atlet membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dari biasanya.
Jika kebanyakan orang membutuhkan 7 sampai 9 jam untuk tidur, seorang atlet membutuhkan lebih dari itu.
“Seorang bintang sepak bola seperti Christiano Ronaldo saja membutuhkan tidur 10 – 12 jam sehari,” tutur pengurus KONI Kota Manado ini.
Memang standar tidur atlet setiap cabang olahraga berbeda-beda. Ada yang 8 – 9 jam. Namun ada hal pokok yang perlu diperhatikan yakni, kesehatan jasmani dan kesehatan nustrisi dimana atlet harus bisa mengatur makananan yang dikonsumsi harus seimbang, serta yang tak kalah penting adalah jam tidur.
“Seorang Atlet harus memanajemen tidurnya tanpa mengesampingkan kehidupan dalam bersosial, karena atlet juga membutuhkan ini,” ujar dr Riane Amggreani.
Lebih jelas lagi, tidur juga berpengaruh terhadap pikiran. Atlet yang sedang berkompetisi tentunya membutuhkan konsentrasi yang baik untuk mencapai tujuannya.
Nah, disinilah peran penting tidur lainnya.
Jika seorang atlet mendapat tidur yang cukup setiap malam, atlet tersebut akan mampu mempertahankan fokus dan kewaspadaan saat pagi, siang, bahkan sampai sore hari.
“Kaitan antara tidur dan performa juga pernah dipelajari dalam sebuah studi. Studi yang dilakukan pada tim basket di sebuah universitas selama beberapa bulan memberikan hasil yang cukup mengejutkan,” pungkasnya. (don)