NPM, ID – Beberapa pakar penyakit menular terkemuka mendorong tindakan lebih cepat dari otoritas kesehatan global untuk menahan wabah cacar monyet.
Mereka berargumen bahwa pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh mengulangi kesalahan langkah awal pandemi COVID-19 yang menunda deteksi kasus.
Beberapa ahli penyakit menular terkemuka mendorong tindakan yang lebih cepat dari otoritas kesehatan global.
Setidaknya ada 346 kasus konfirmasi dan suspek di 22 negara di luar Afrika, meski belum masuk Indonesia.
Saat ini wilayah yang terdampak mulai dari Amerika Serikat, Eropa, Australia, hingga Timur Tengah yang sedang memerangi wabah ini.
Meskipun monkeypox tidak menular atau berbahaya seperti COVID-19, para ilmuwan mengatakan,
perlu ada panduan yang lebih jelas tentang bagaimana orang yang terinfeksi monkeypox harus mengisolasi.
“Jika ini menjadi endemik di lebih banyak negara, kita akan memiliki penyakit jahat lainnya dan banyak keputusan sulit yang harus diambil,” kata Isabelle Eckerle, seorang profesor di Pusat Jenewa untuk Penyakit Viral yang Muncul di Swiss.
“WHO sedang mempertimbangkan apakah wabah itu harus dinilai sebagai potensi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC),” kata seorang pejabat kepada Reuters.
Keputusan WHO bahwa wabah merupakan keadaan darurat kesehatan global.
Seperti yang terjadi pada COVID-19 atau Ebola akan membantu mempercepat penelitian dan pendanaan untuk mengatasi penyakit.
“Itu selalu dalam pertimbangan, tetapi belum ada komite darurat untuk cacar monyet,” kata Mike Ryan, direktur program kedaruratan kesehatan WHO, di sela-sela pertemuan tahunan badan tersebut di Jenewa. (cna)