Hapkido Sulut di PON XXI/2024, From Zero to Hero

Hanny Kandou. (foto istimewa)

NPM, Banda Aceh – Owner Hapkido Sulawesi Utara Hanny Kandou menjelaskan perjalanan Hapkido sejak 10 tahun lalu.

“Dari tidak ada sampai menjadi salah satu cabang olah raga peraih medali emas terbanyak untuk kontingen Sulut. Itu sudut pandang saya,” ungkapnya.

Menurutnya, sejak mulai memperkenalkan Hapkido di tahun 2014, banyak upaya yang dijalankan. Seperti membuat seminar dan pelatihan singkat dengan menggundang Master Yoyok dan beberapa master dari Korea.

Bahkan, mengikuti kejuaraan nasional harus patungan untuk tiket dan akomodasi. Dimulai dari tahun 2017 kejurnas pertama dan kejurnas selanjutnya, secara mandiri.

“Survivenya, di tahun 2018 kami melahirkan seorang juara dunia,” kata dia.

Terbentuknya organisasi Hapkido di Sulawesi Utara bukan perkara mudah.

Komunitas Hapkido pun sepakat menunjuk DR Audy Pangemanan sebagai ketua. “Dan terbukti, beliau (Audy, red) sangat kompeten,” tuturnya.

Pertama, Audy membentuk tim yang solid untuk menatap berbagai kejuaraan sekaligus menunjuk sang juara dunia sebagai pelatih.

“Setiap kejuaraan nasional kita ikuti dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan,” ungkap Hanny.

“Maunya bisa ikut semua nomor dan kelas pertandingan dengan total minimal 28 atlet. Memang, rombongan cukup gemuk tapi bermanfaat,” nilainya.

Tapi apa daya, lanjut Hanny, keuangan yang tidak mencukupi untuk membiayai pelatihan, transportasi dan akomodasi.

Akhirnya, diputuskan ikut 4 kelas Daeryun (Pertarungan) putra dan 4 puteri dengan total hanya 8 atlet.

Pada Kejurnas Padang 2022, Hapkido Sulut sempat minder melihat peserta dari provinsi lain membawa rombongan besar 20-40 atlet.

Hapkido Sulut hanya 8 atlet waktu itu, namun bisa meraih prestasi luar biasa. “Praktis, 8 atlet kami hampir memborong semua medali emas di kelas daeryun,” sebutnya dari balik ponsel.

Kemudian Yogyakarta 2023 adalah kejurnas sekaligus Pra PON mirip kejadiannya, provinsi lain membawa atlet sebanyak mungkin di semua kelas, namun Sulut lagi-lagi hanya mengandalkan 8 atlet.

“Hasilnya survive juga. Sebanyak 7 atlet bisa memborong medali emas dan perak, bahkan dinobatkan menjadi tim terbaik di ajang itu,” ujarnya mantap.

Sebagai catatan, provinsi yang lain ada yang membawa sampai 40 orang atlet namun medali yang didapat 3-5 medali saja.

“Nah, di Tahun 2023 kami pun berhasil memiliki juara Asia yang berlaga dan menang di Hongkong”.

Pada PON XXI/2024 Aceh Sumut kali ini, 7 atlet Hapkido Sulut tampil luar biasa, kendati 1 atlet mengalami dislokasi tulang. Tidak bisa melanjutkan pertandingan, namun bisa meraih 3 medali emas dan 2 perak.

“Ini record yang bagus bagi Hapkido Sulut, cabor penyumbang medali emas terbanyak. Kami mencatat record sepanjang sejarah kontingan Sulawesi Utara,” tandas Hanny Kandou.

Ia mengaku dirinya bukan siapa-siapa di Hapkido Sulut. Bukan Sekretaris, bukan Binpres atau apapun yang sering ditulis media.

Tidak ada jabatan apapun, hanya seseorang yang diberikan mandat dan kepercayaan dari pemilik Hapkido untuk menunjuk orang-orang berkompeten untuk membina cabor ini.

“Saya hanyalah seorang yang mencintai Hapkido ini dengan tulus. Gamshamnida,” tulis Hanny yang juga Sekretaris KONI Kota Manado. (don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *