Echoes of Seke Maneke, Tradisi Bahari di Pulau Para Lelle Hidupkan Atraksi Wisata

Gelaran budaya Echoes of Seke Maneke sukses dilaksanakan di Kampung Wisata Para Lelle, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. (ist)

NPM, Sangihe – Gelaran budaya bertajuk Echoes of Seke Maneke sukses dilaksanakan di Kampung Wisata Para Lelle, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, 10-13 Juni 2025.

Acara yang berlangsung selama empat hari ini menghidupkan kembali tradisi bahari kuno “Seke Maneke”, sebuah warisan budaya masyarakat Pulau Para Lelle yang sarat nilai gotong royong dan kearifan lokal dalam pengelolaan laut.

Salah satu momen menarik adalah aksi Dr Drevy Malalantang yang melakukan paddling menuju Pulau Nitu, yang menjadi bagian dari gugusan eksotis Pulau Siha, Salingkere, dan Mahangetang.

“Amazing Paralele! Torang akan kembali untuk paddling lagi,” kata Drevy

Ia juga menegaskan pentingnya pelestarian tradisi lokal sebagai daya tarik wisata yang otentik dan berkelanjutan.

“Seke Maneke bukan hanya peristiwa budaya, tetapi cerminan dari filosofi hidup masyarakat pesisir. Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya menjaga identitas daerah, tetapi juga membuka ruang baru untuk pengembangan ekowisata yang menghormati alam dan tradisi,” ungkap Drevy.

Tradisi Seke Maneke sendiri merupakan ritual menangkap ikan secara berkelompok menggunakan “seke” – pagar bambu dan anyaman janur – yang diarahkan dari atas perahu untuk mengurung ikan.

Dipimpin oleh seorang tonaseng, para nelayan melakukan doa adat, pembagian hasil tangkapan, dan ritual simbolik seperti membelah kelapa, telur, dan nasi tumpeng.

Kadispar Sulut, dr Devi Tanos MARS turut mengapresiasi potensi luar biasa dari Pulau Para Lelle.

Pulau Para Lelle diakui sangat menarik. Banyak pantainya, pemandangannya indah.

Adat istiadatnya Seke Maneke menyita perhatian. Tidak semua daerah di Indonesia punya tradisi seperti ini.

Devi mengakui baru pertama kali datang ke sini, apalagi Para Lelle adalah Desa Wisata dan sudah masuk dalam 300 besar nasional.

“Ke depan kita harus berkolaborasi antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, stakeholder, dan masyarakat untuk mempersiapkan Desa Para Lelle ini sebagai Desa Wisata yang lebih maju dan berkembang,” ujar Devi Tanos.

Selain Seke Maneke, pengunjung juga dapat menikmati berbagai aktivitas lainnya seperti snorkeling, eksplorasi pulau-pulau eksotis di Kecamatan Tatoareng.

Pengunjung menggunakan perahu tradisional maupun stand-up paddling (SUP), scuba diving, open water swimming, memancing, trekking, camping, hingga pertunjukan seni budaya dan kuliner lokal.

Acara ini juga melibatkan komunitas lokal secara aktif, menjadikan Echoes of Seke Maneke bukan hanya festival budaya, tetapi juga ruang pembelajaran dan kolaborasi lintas sektor dalam membangun pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Kepulauan Sangihe Michael Thungari SE MM, Wakil Bupati Tendris Bulahari, Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara Bidang Pariwisata Dr Drevy Malalantang.

Hadir pula Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara dr Devi Tanos MARS serta Kepala Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Sangihe Sony Kapal dan para undangan. (don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *