NPM, Manado – Belum lama ini, kebijakan terbaru Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, terkait dibukanya penerbangan Manado ke Toraja menuai kritik dari banyak kalangan melalui platform sosial media.
Ada yang mendukung kebijakan ini, namun ada juga yang menentangnya.
Akademisi Unsrat, Prof Welly Areros menilai terlalu dini melontarkan kritik kepada orang nomor satu di Bumi Nyiur Melambai itu.
Ia menjelaskan bahwa kebijakan ini seperti Sister City yang bertujuan untuk mempromosikan kerjasama pariwisata, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kebijakan ini sah-sah saja, ada benarnya demi kemajuan pariwisata daerah,” kata Prof Welly Areros, Pengamat Sosial Politik Pemerintahan itu, Selasa (15/07).
Ia berharap masyarakat jangan terlalu cepat menilai secara negatif, apalagi terkait efisiensi anggaran yang sedang melanda negeri ini.
“Saat ini juga gubernur fokus pembenahan internal, misalnya birokrasi dan ASN. Kita beri ruang dulu-lah, apalagi terkait program 100 hari kerja,” tambahnya.
Areros mengajak kepada publik untuk menilai kebijakan gubernur setelah memasuki tahun 2026.
Melihat kebijakan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat Sulawesi Utara.
“Nah di tahun depan kita nilai bersama. Sekarang ini kan masih terlalu dini, tidak elok. Jangan terlalu terburu-buru menilai benar salah,” kuncinya. (*/red)