NPM, Manado – Gelanggang Olahraga (GOR) Kota Bitung dijadikan tempat perayaan Ibadah Natal jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) se-Kota Bitung, Senin (22/12) malam.
Ranting-ranting dekoratif berhias lampu kecil berkelip, mengiringi pujian dan doa yang menggema dari ribuan jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) se-Kota Bitung.
Malam itu, Natal tidak sekadar dirayakan, ia dihidupi bersama.
Di tengah suasana yang khidmat dan penuh sukacita itu, Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, hadir bersama Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Yulius Selvanus.
Malam itu, Gibran dan Yulius Selvanus tidak hanya hadir sebagai pejabat negara dan kepala daerah.
Keduanya melangkah berdampingan memasuki arena ibadah, disambut hangat Ketua Majelis Daerah GPdI Sulut, Pdt Yvonne Indria Awuy-Lantu, serta panitia pelaksana, dalam pengawalan petugas kepresidenan.
Di hadapan sekitar 5.000 jemaat dari 132 sidang jemaat di 10 wilayah se-Kota Bitung, Gibran mengawali sambutannya dengan nada rendah hati.
Ia menyampaikan permohonan maaf karena tiba sedikit terlambat, usai menyelesaikan agenda peninjauan daerah terdampak bencana di wilayah Sumatra.
Nada sambutannya kemudian berubah menjadi ajakan reflektif.
Gibran mengundang seluruh jemaat untuk memanjatkan doa bagi saudara-saudara sebangsa yang tengah berjuang menghadapi bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Natal, menurutnya, adalah momentum berbagi harapan dan empati, bukan hanya sukacita.
Di sisi lain panggung, Gubernur Yulius Selvanus tampak mendampingi dengan penuh perhatian.
Kehadirannya bukan sekadar simbol pemerintahan daerah, melainkan representasi kedekatan pemimpin dengan umat.
Ia menyatu dalam suasana ibadah, menyapa jemaat, dan berdiri bersama Wapres sebagai tuan rumah yang menyambut dengan ketulusan khas Bumi Nyiur Melambai.
Momen paling menyentuh terjadi usai sambutan.
Gibran turun dari panggung, menghampiri anak-anak yang sejak awal berdiri penuh antusias.
Didampingi Gubernur Yulius Selvanus dan jajaran pengurus GPdI, Wapres membagikan kado Natal kepada sekitar 200 anak.
Tawa kecil, tepuk tangan, dan sorot mata penuh kegembiraan mengisi ruangan, sebuah potret Natal yang sederhana namun bermakna.
Layar besar di latar belakang menayangkan setiap momen, membuat jemaat di tribun atas ikut larut dalam kehangatan yang sama.
Busana putih para pelayan gereja, senyum yang saling bertukar, serta iringan konser Natal menjadikan ibadah itu terasa utuh, perpaduan iman, kepemimpinan dan kemanusiaan.
Mereka hadir sebagai bagian dari perayaan, membawa pesan persatuan, kepedulian, dan harapan, bahwa Natal adalah tentang hadir bagi sesama, di mana pun mereka berada. (don)













