Respons Cepat JRBM Bantu Tangani Luapan Sungai di Desa Bakan

NPM, BOLMONG — Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Lolayan pada Sabtu 20 Desember 2025 menyebabkan luapan aliran Sungai Lolotut, Tagin, Tapagale, dan Osion di Desa Bakan. Peristiwa tersebut berdampak pada belasan rumah warga yang berada di sekitar bantaran sungai.

Menanggapi kondisi tersebut, PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) bergerak cepat dengan menurunkan tim tanggap lapangan sejak Minggu pagi hingga malam hari.

Setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Bakan dan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, tim JRBM yang terdiri dari Emergency Response Team (ERT), perwakilan sejumlah departemen, serta mitra kerja, bersama tim Satpol PP Bolmong melakukan pembersihan jalan dan lingkungan dari sisa lumpur serta material yang terbawa arus dan sempat menghambat aktivitas warga.

Tidak hanya itu, JRBM juga mengerahkan dua unit alat berat, masing-masing satu unit ekskavator 20 ton dan satu unit ekskavator 8 ton, untuk melakukan normalisasi aliran Sungai Tagin, Lolotut, Tapagale, dan Osion. Proses normalisasi ini masih terus berlangsung hingga saat ini guna memastikan aliran sungai kembali lancar dan meminimalkan potensi luapan susulan.

Pemerintah Kabupaten Bolmong, satu unit mobil pemadam kebakaran turut dikerahkan untuk membersihkan sisa-sisa material lumpur yang menutupi jalan. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Bolmong, Zulfadhli Binol, yang ikut turun langsung ke lokasi, mengatakan bahwa pembersihan telah dilakukan baik di ruas jalan maupun di rumah warga, dan kondisi aktivitas masyarakat mulai kembali normal.

“Sejak malam kami sudah turun melakukan pembersihan di beberapa titik. Saat ini kondisi mulai pulih dan aktivitas warga berangsur normal,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Lolayan, IPTU Johan Atang, menyampaikan bahwa peristiwa banjir tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi. “Dalam peristiwa ini tidak terdapat korban jiwa ataupun kerugian materi. Saat ini kondisi Desa Bakan sudah kondusif dan situasi aman,” katanya.

Terkait jembatan Sungai Lolotut yang tergerus air dan berpotensi roboh, tim teknis JRBM telah melakukan observasi langsung serta penghitungan kebutuhan perkuatan. Hasil koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Bolmong menyepakati bahwa dalam beberapa hari ke depan akan dimulai pekerjaan perkuatan jembatan agar tetap aman dilalui masyarakat.

Kegiatan tanggap darurat tersebut dipimpin langsung oleh Manajer CSR JRBM, Muh. Rudi Rumengan. Ia mengatakan bahwa setelah banjir terjadi, prioritas utama yang dilakukan bersama pemerintah dan masyarakat adalah pembersihan material banjir, dilanjutkan dengan normalisasi sungai yang secara berkala memang dilakukan perusahaan di sejumlah aliran sungai yang melintas di Desa Bakan menuju Sungai Ongkag.

“Selain itu, kami juga menurunkan tim teknis untuk perbaikan jembatan Lolotut yang hampir jatuh akibat tergerus air, serta melakukan pengerukan dan perkuatan kolam penampung sedimen di hulu Sungai Bolaang,” jelas Rudi.

General Manager External and Security JRBM, Andreas Saragih, menegaskan bahwa respons cepat yang dilakukan perusahaan merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab JRBM terhadap keselamatan masyarakat di sekitar wilayah operasional.

“Penanganan banjir ini tidak hanya fokus pada pembersihan dan normalisasi sungai, tetapi juga memastikan aspek keamanan dan keselamatan warga tetap terjaga. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait agar upaya pemulihan berjalan optimal dan berkelanjutan,” ujar Andreas.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bolaang Mongondow, Aldy Pudul, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pengecekan lapangan yang dilakukan oleh tim gabungan DLH dan BPBD, ditemukan adanya aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di bagian hulu Sungai Lolotut.

Menurutnya, aktivitas tersebut diduga kuat menyebabkan terjadinya penumpukan material sedimen yang menutup alur sungai, sehingga mengurangi daya tampung air. “Kami sudah turun dan mengecek langsung bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah, ternyata ada aktivitas PETI di sana. Itulah yang jadi penyebab. Harus segera dihentikan agar tidak membuat dampak yang semakin parah,” kata Aldy.

Ia menambahkan, berdasarkan pemetaan teknis yang dilakukan oleh pemerintah daerah, wilayah operasional PT J Resources Bolaang Mongondow berada jauh dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Lolotut dan tidak beririsan langsung dengan area hulu sungai yang mengalami sedimentasi. Pemerintah daerah akan menindaklanjuti temuan aktivitas PETI tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *