MENOLAK KERAS: Aksi mahasiswa saat menyampaikan aspirasi. Foto Rudi Loho
NPM, MANADO-Gelombang aksi mahasiswa menolak kenaikan BBM kembali terjadi di DPRD Sulut, Selasa (6/9). Terhitung ada tiga aksi massa yang datang menyampaikan aspirasinya.
Aksi pertama dilakukan kelompok buruh sekira pukul 11.41 Wita. Mereka diterima anggota sejumlah anggota DPRD Sulut.
Aksi kedua dilakukan sejumlah mahasiswa dari GMNI. Aksi ketiga dilakukan sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung bergerak seperti PMII, HMI, PMKRI, GMKI dan LMND.
Ada enam poin yang menjadi tuntutan mahasiswa yang dibacakan di hadapan anggota dewan.
Dalam orasinya, mahasiswa secara tegas menolak kenaikan BBM.
“Ini merupakan kebijakan yang tidak pro rakyat sebab dampak kenaikan BBM sangat besar,” kata salah satu orator.
Dalam aksi itu sempat terjadi gesekan dengan aparat kepolisian. Namun hal itu tidak berlanjut ke tindakan anarkis.
Mahasiswa dan anggota dewan kemudian menyepakati untuk melakukan diskusi di tengah halaman depan gedung DPRD.
Meski diguyur hujan deras, diskusi antara mahasiswa dan anggota dewan berjalan lancar. Masing-masing menyuarakan aspirasi.
Dalam diskusi itu, Billy Lombok dengan tegas menyampaikan Fraksi Demokrat menolak kenaikan BBM.
“Kami menolak kebijakan ini sebab menyengsarakan rakyat,” tukasnya.
Hal senada dikatakan Sekretaris Komisi I Hendry Wulukouw.
“Rakyat masih susah, baru bangkit dari pandemi. Namun sudah disuguhkan dengan kenaikan BBM. Apa yang jadi tuntutan hari ini akan kami bawa ke pemerintah pusat,” tukasnya.
Setelah berdiskusi, massa aksi kemudian membubarkan diri dengan tertib. (rud)