Rencana Full Day School Bakal Jadi “Cirita Mati”

Ilustrasi

NPM, Manado – Rencana Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Manado untuk melaksanakan pembelajaran Full Day School (FDS) pada satuan pendidikan untuk jenjang SD dan SMP hampir dipastikan bakal sulit dilaksanakan.

Fasilitas-fasilitas atau sarana prasarana di sekolah-sekolah negeri di Kota Manado masih minim. Bahkan sekolah-sekolah favorit yang setiap tahun menerima bantuan pemerintah ternyata belum maksimal tersedia sarana dan prasarananya.

Kendati demikian, Dinas Dikbud Kota Manado sepertinya ngotot untuk melaksanakan Full Day School.

Tak tanggung-tanggung, Kadis Dr Deysie Lumowa MPd yang beberapa hari lagi akan pensiun telah memboyong 29 orang yakni Pengawas, Kepsek dan Guru-guru belum lama ini untuk melakukan Bench Marking di sejumlah sekolah yang ada di Surabaya, Malang, Yogyakarta, Jakarta.

Program tiba saat tiba akal ini, sepertinya hanya akan jadi “cirita mati” bagi dunia pendidikan di Sulut.

Seluruh orangtua di sekolah-sekolah negeri sepertinya menolak rencana full day school tersebut.

Kendati demikian pihak Dinas Dikbud Manado ngotot. Mereka bahkan nekat lakukan Bench Marking ke luar daerah terkait full day school di sana.

“Ini cuma buang-buang waktu dan sekadar cari kesibukan saja,” ungkap sejumlah orangtua siswa, sembari meminta namanya tak dikorankan, Kamis (08/12/2022).

Terpisah, sejumlah kepala SD di Kota Manado mengaku sudah memberikan laporan ke Dinas Dikbud Kota Manado terkait hasil rapat pihak sekolah dengan orangtua siswa.

“Banyak orang tua yang menolak, mereka beralasan waktu anak tak ada, mengingat mereka banyak yang ikut tambahan belajar di luar sekolah,” beber salah satu kepsek yang sekolahnya berada di jalan Sarapung.

Di samping itu, beberapa kepsek mengaku sekolahnya tak punya fasilitas dan sarana prasarana pendukung, terutama ketika anaknya akan mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah.

“Fasilitas di sekolah negeri belum lengkap. Ini mungkin butuh kajian lebih lanjut dari pihak Dinas Dikbud Manado,” tukas para kepsek.

Meskipun demikian, salah satu kepsek SD di Perkamil mengaku siap melaksanakan full day school.

“Beberapa tahun lalu saya pernah mengunjungi salah satu SD di Malang yang melaksanakan full day school. Saya optimis dengan dukungan guru dan orangtua siswa, kami bisa laksanakan program full day school di sekolah,” tandas kepsek tersebut sembari meminta namanya tak dikorankan. (dio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *