Era CSWL Nakon Sistem Shift, FORTRAN : Bukti Ketidakmampuan Walikota Tomohon

PASRAH : Tenaga Kontrak di Pemkot Tomohon mulai memberlakukan sistem shift yang berdampak terhadap pendapatan mereka.

NPM, Tomohon – Kebijakan Wali Kota Tomohon, Caroll Senduk SH dan Wakil Wali Kota Tomohon, Wenny Lumentut SE (CSWL) yang memberlakukan sistem shift bagi Tenaga Kontrak (Nakon) di jajaran Pemerintah Kota Tomohon menuai polemik.

Langkah ini disinyalir untuk mengakomodir penambahan Nakon, yang akhirnya berdampak bagi penghasilan Nakon Tomohon.

Bagaimana tidak, para Nakon hanya akan menerima gaji setengah karena berlakunya sistem shift tersebut.

“Semenjak Kota Tomohon berdiri, baru kali ini berlaku sistem shift bagi seluruh Nakon. Biasanya hanya untuk yang bertugas di Satuan Polisi Pamong Praja, Damkar dan di RSUD,” beber Nakon yang sudah mengabdi 10 tahun di Pemkot Tomohon.

Ia mendapat informasi bilamana memang ada ketambahan sekira 200 Nakon baru pada bulan April.

Mungkin karena itu hingga harus dibagi shift. Padahal tidak ada beban kerja yang bertambah.

“Semoga kebijakan ini dipikirkan kembali. Karena selain tidak efektif, juga berdampak terhadap perekonomian kami Nakon yang hanya akan mendapat gaji setengah,” ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Forum Transparansi (FORTRAN) Kota Tomohon, Stefy Edwin Tanor SE Ak MM sangat menyayangkan kebijakan Pemkot Tomohon memberlakukan shift.

“Karena itu sinyal ketidakmampuan Pemkot memproyeksikan kebutuhan tenaga kontrak dan ketersediaan anggaran,” ujar Tokoh Pembentukan Kota Tomohon itu.

Artinya, kata Tanor, penerimaan tenaga kontrak lebih karena menjawab kebutuhan politik sekaligus balas budi suksesi Pilwako waktu lalu.

“Terkesan Walikota Tomohon terlalu takut kehilangan voters Pilkada selanjutnya. Seharusnya harus berani ambil keputusan. Kurangi atau tetap dengan konsekuensi anggaran daerah tidak cukup untuk itu. Ini baru pertama kali terjadi di lingkungan Pemkot Tomohon,” beber Tanor.

Menurutnya, ini bukti ketidakmampuan Walikota mengolah kebutuhan tenaga kontrak dilingkungan Pemkot Tomohon.

“Bagaimana mau mengelolah rakyat yang permasalahannya jauh lebih kompleks dan pelik,” pungkas Tanor.

Sekretaris Daerah Kota Tomohon Edwin Roring SE ME saat dikonfirmasi lewat layanan aplikasi whastApp tidak memberi jawaban hingga berita diturunkan. (mhk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *