NPM, TOMOHON – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tomohon dibawah kepemimpinan Syerly Adelyn Sompotan terus diganggu.
Indikasi ini sudah dimulai saat pelaksanaan Musyawarah Kota Tomohon IV PMI Tomohon pada 9 Maret 2023.
Saat itu, Sekretaris Daerah Kota Tomohon Edwin Roring ME menerbitkan surat untuk meminta penundaan Muskot. Pengurus kecamatan bersikeras melanjutkan Muskot hingga diwarnai perundingan yang alot.
Hasilnya Syerly Adelyn Sompotan (SAS) masih dipercayakan sebagai Ketua PMI Tomohon periode 2023-2028.
Terbaru, Wali Kota Tomohon, Caroll Senduk SH dan Sekretaris Daerah Kota Tomohon, Edwin Roring ME bersama sejumlah pejabat mendatangi Sekretariat PMI Provinsi Sulut, di Manado, Selasa (9/5/2023).
Kedatangan wali kota Caroll bersama birokrat Pemkot Tomohon melaporkan dugaan tindakan SAS yang dinilai tidak sesuai.
Kepada wartawan, SAS menyayangkan sikap wali kota Tomohon, Caroll Senduk SH.
Karena tindakan tersebut tidak sesuai etika organisasi.
“Pak Wali Kota Caroll merupakan pembina PMI. Kenapa tidak memanggil kami untuk mengklarifikasi atau membicarakan apabila ada hal yang kami langgar, bukan langsung melapor ke PMI Provinsi Sulut,” sesal Sompotan.
Wakil Wali Kota Tomohon 2016-2021 ini menuturkan, dirinya dilaporkan terkait beberapa hal.
Yakni soal laporan dana hibah, pemasangan foto di mobil PMI dan kartu golongan darah serta pergantian 3 ketua kecamatan.
“Saat audiensi dengan wali kota Tomohon pada 23 Februari 2023 Pengurus sudah melaporkan langsung terkait penggunaan dana hibah dan kegiatan PMI selama 5 tahun. Kami pun rutin melaporkan penggunanan dana hibah melalui Dinas Kesehatan. Dan selama ini tidak ada temuan dari BPK RI,” beber SAS.
Lanjutnya, terkait pemasangan foto tidak ada maksud apa-apa.
Terlebih untuk mobil PMI merupakan mobil pribadi yang diperuntukan untuk PMI.
Meski pada 25 Maret 2021 sudah dijanjikan wali kota Tomohon untuk mendapat mobil.
“Terkait foto di kartu golongan darah juga sebagai bentuk ucapan terima kasih,” ungkap SAS.
Sementara terkait pergantian 3 ketua kecamatan di tahun 2022, lanjut SAS sudah sesuai prosedur.
Sebab, untuk ketua Tomohon Utara dan Timur mengundurkan diri dengan alasan sibuk pekerjaan.
Sedang untuk ketua Tomohon Selatan rangkap jabatan dalam struktur PMI.
Kemudian memilih menjadi Tim Assesment Giat Donor Darah.
“Saya harap persoalan ini dapat selesai dan dapat menjalankan tugas seperti biasa. PMI ini menjalankan tugas kemanusiaan bukan kepentingan lain,” pungkas Sompotan. (mhk)