Sulut  

Brigjen Dicky Tamara Peduli Kebersamaan Demi Keharmonisan Masyarakat Sulawesi Utara

Brigjen TNI Frans Dicky Tamara (keenam dari kiri) saat pose bersama kerabat di kediamannya, Rabu (27/12/2023). (foto: Donny/NPM)

NPM, Manado – Masyarakat Sulawesi Utara diminta tetap bersikap arif menghadapi perbedaan pilihan politik menghadapi Pemilu 2024.

Tidak saling menghujat dan menyudutkan pihak yang berbeda adalah sikap yang bijaksana dalam berdemokrasi.

“Perbedaan pilihan politik juga menjadi hak warga. Tetapi jangan saling menyalahkan, menghujat, dan menyudutkan pihak yang berbeda,” kata Brigjen TNI Frans Dicky Tamara SE MM saat bertemu kangen dengan kerabat dan saudara di kediamannya, Rabu (27/12/2023).

Brigjen Dicky Tamara yang tengah menjabat Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan mengingatkan baik untuk Pilpres maupun Pileg, akan melibatkan proses politik yang berkompetisi secara terbuka.

Menurutnya lagi, Pemilu adalah hak setiap warga negara, namun perbedaan pilihan politik tidak seharusnya menjadi pemicu perpecahan di tengah masyarakat.

“Mari kita jaga kerukunan dan tetap menjalin hubungan baik, terlepas dari perbedaan pandangan politik yang mungkin kita miliki,” ujarnya.

“Setidaknya masing-masing pendukung saling menghargai pilihan hati. Kita hargai perbedaan itu,” sambungnya.

Brigjen TNI Frans Dicky Tamara merupakan putra Kawanua yang tengah bersinar sebagai pejabat Kemenhan.

Dicky Tamara salah satu jenderal TNI Angkatan Darat yang merupakan putra terbaik Sulawesi Utara.

Sejak 13 April 2023, ia resmi mendapat promosi pangkat perwira tinggi (PATI), yaitu Brigjen TNI. Selama bertugas, Brigjen Dicky Tamara memiliki segudang pengalaman jabatan strategis di Matra Angkatan Darat Indonesia.

Mulai dari Kaurprog Bagprog Sekretariat Direktorat Keuangan TNI-AD (1992), kemudian lama berdinas di lingkungan Pasukan Baret Hijau Komando Cadangan Strategis TNI-AD (Kostrad).

Mulai dari Paursil Pekas Makostrad (1993), Papekas Brigif 6 Divif 2 Kostrad (1995), Kaurbuk Pekas Makostrad (1997), Papekas Menarmed 2 Divif 1 Kostrad (1998) dan Parik Keuangan di Inspektorat Kostrad (2000).

Tak heran, ia memiliki kepedulian soal kerukunan di Sulawesi Utara.

Apalagi, daerah Bumi Nyiur Melambai yang dikenal memiliki semboyan Torang Samua Basudara sudah tumbuh dan berkembang sejak lama menjadi nilai serta budaya dominan bagi masyarakat Sulut.

Bukan hanya sekadar semboyan, namun diimplementasikan dalam kehidupan kongkret masyarakat. (don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *