NPM, Manado – Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Utara, Evans Steven Liow S.Sos MM mengimbau masyarakat luas untuk lebih bijak menggunakan media sosial.
“Hendra Jacob dan James Tuuk harus lebih santun-lah dalam memberikan pendapat di Media Sosial maupun Media Pers,” ujar Evans Liow dalam press rilisnya, Sabtu (24/05).
Liow juga meminta untuk memahami tugas pokok dan fungsi sebagai Kadis Kominfo terkait Koperasi Pertambangan sebagai solusi mengelola willayah pertambangan rakyat.
Sebab itu adalah kebijakan Pemerintah Sulawesi Utara. Bahkan dalam Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur telah dituangkan dalam kebijakan daerah.
“Selaku Kadis Kominfo dipandang perlu menyampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas. Tugas saya adalah seperti itu,” ujar mantan Kabag Humas Protokol Pemkab Minsel saat Bupati Ramoy Markus Luntungan.
mantan Kabag Humas Biro Pemerintahan Setda Provinsi Sulawesi Utara jaman Gubernurnya SH Sarundajang mengatakan kedepan dengan adanya Pergub akan terus menjaga tata kelola komunikasi publik Sulawesi Utara dengan baik, sesuai aturan apalagi UU Pers yang berlaku.
“Etika berpendapat di media jangan liar apalagi menyerang pribadi secara tendensius maupun menjadikan sebagai pembunuhan karakter. Bahkan pejabat yang berkarir dihina seperti orang yang tidak patut di hormati bagi saya,” tambah Liow.
Liow tahu persis posisinya saat di Kesbangpol. Ia mata dan telinga Gubernur dan juru bicara Gubernur yang sudah disampaikan kepada seluruh pejabat esalon 2 termasuk Plh Sekprov.
“Tapi saya tidak menggunakan itu dengan kesewenang-wenangan. Saya tahu persis posisi itu, kalau ada yang kritik Pemerintah dan bahkan memberitakan yang mendeskreditkan Pemerintah termasuk pejabat, saya tidak langsung klarifikasi apalagi menekan wartawan untuk hapus berita atau meminta agar itu tidak diberitakan secara lebih luas,” jelasnya.
Mengapa? karena harus menjaga keseimbangan dan obyektifitas berita di uji dulu agar tidak melanggar aturan keterbukaan informasi publik maupun kemerdekaan Pers.
“Kami benar-benar jaga, karena kita dimonitor dan evaluasi serta ada penilaian melalui indeks Kemerdekaan Pers serta indeks demokrasi dan hal ini mendapat pengakuan dari Depdagri. Di mana, Gubernur Sulut sering mendapat penghargaan Liberty kemerdekaan demokrasi dan pers,” jelasnya lagi.
Ini membuktikan pemerintahan pro demokrasi dan berkeadilan. Menjaga budaya politik serta menghormati hak asasi manusia dalam berpendapat.
Liow telah membuktikan kepada dua Gubernur, SH Sarundajang dan Olly Dondokambey dengan mendapat pena Emas dari PWI.
Begitu juga saat Ramoy Luntungan pernah di daulat salah satu Bupati terbaik saat itu se-Indonesia, karena menempatkan Pers Media serta kebijakannya aspiratif terhadapap tuntutan rakyat.
“Saya ingatkan James Tuuk dan Hendra Jacob jangan berlebihan menilai seseorang. Ingat, saya bangun karir dari bawah dan saya memiliki keluarga besar. Kami di lingkungan Gereja maupun masyarakat cukup mendapat tempat,” ujarnya
“Bantu saya jaga kehormatan ini, kami dirancang bukan jadi penjahat apalagi pengkhianat kepada atasan kami. Kami diajar tentang loyalitas dan dedikasi sebagai Pejabat yang Profesional. Ingat, jangan anda berdua menjadikan situasi ini merusak citra saya. Dan kami bukan manusia sempurna, bisa khilaf dan bisa ada yang salah. Namun jangan coba -coba hina fitnah dan bahkan mencederai masa depan saya dan keluarga saya,” jelas Liow.
Tedjo Diamare, salah seorang warga mengatakan masalah ini sungguh memalukan.
Baginya, kritik kepada Kadis Kominfo terlalu berlebihan dan seolah-olah menjelekkan.
“Saya melihat ini menjadikan Steven Liow sebagai musuh bersama,” nilai Tedjo.
Tedjo kenal Liow sering diam tapi bukan berarti tidak tahu apa apa.
Katanya, Liow punya rekam jejak bagus.
Seperti mendirikan Pelayan Siswa Kristen Sulawesi Utara dengan banyak anak – anak yang ikut dibina juga di remaja Sinode GMIM.
Liow merancang Pemilihan Siswa kristen berprestasi di Pelsis dan Remaja Teladan di GMIM.
Begitu juga Pemilihan Remaja Kreatif Pantekosta dan terakhir bersama Remaja Kreatif KGPM.
“Luar biasa ada pejabat yang peduli persiapkan generasi, begitu juga saat beliau aktif di Karang Taruna Sulawesi Utara, bahkan sebagai salah satu tokoh peduli bencana dan Tagana Taruna Siaga Bencana Sulut yang pada akhirnya diadopsi oleh kemensos RI salah satu pendiri Steven Liow. Saya ikuti terus apa yang dilakukan beliau,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ventje Pinontoan bahwa Steven Liow salah satu Pendiri Panji Yosua GMIM bahkan pernah menjadi Panglima Panji Yosua Kota Manado.
Steven Liow juga pernah ikut mendirikan Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme dan diadopsi Badan Intelejen yang pada akhirnya di bawah BNPT dan Forum LSM Sulut.
Ventje Rumambi juga mengatakan bahwa Steven Liow termasuk kader terbaik Birokrat Sulut.
Sebagai pilot Projeck E-KTP saat beliau jadi Kadis Capil Kota Manado dengan Perkawinan Massal terbesar dalam sejarah Sulut dikuti empat agama besar Kristen, Islam, Katholik dan Hindu dengan 1788 pasang di MCC Manado.
Pada saat itu, Data Kepedudukan Manado berlangsung bersih dan akhirnya jadi pilot projeck nasiona.
Lebih membanggakan, program Bangga Desa saat menjabat Camat Touluaan di jaman Bupati Ramoy Luntungan dan Komite Percepatan Pembangunan saat menjadi Camat Tareran.
Liow adalah kader birokrat terbaik yang dilahirkan oleh Novi Mewengkang, Mecky Onibala, Ramoy Luntungan dalam genggaman Sinyo Harry Sarundajang. (*/red)