Instrumen Lindung Nilai, Pratikno Kaji Prospek Harga Emas 2026

Pratikno, Gold Analyst, Pemimpin Wilayah PT Pegadaian Kantor Wilayah VSulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Papua. (ist)

NPM, Manado – Pergerakan harga emas pada 2026 diperkirakan masih akan sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi dan geopolitik global.

Pandangan tersebut disampaikan oleh Pratikno, Gold Analyst, dalam kajian pribadinya mengenai prospek harga emas tahun depan.

Menurut Pratikno, arah pergerakan harga emas tidak dapat dilepaskan dari sejumlah faktor utama global, antara lain kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed), perkembangan situasi geopolitik internasional, serta pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

Kajian tersebut disusun berdasarkan telaah terhadap berbagai referensi terbuka, termasuk laporan Gold Outlook 2026 yang dirilis World Gold Council (WGC), publikasi lembaga keuangan internasional, serta pandangan para analis dan pakar investasi global.

Ia menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas masih kerap dipertimbangkan sebagai instrumen lindung nilai (safe haven) oleh sebagian investor.

Meski demikian, Pratikno menegaskan bahwa analisis yang disampaikannya bersifat independen dan tidak mewakili pernyataan resmi institusi atau korporasi.

Analisis ini bersifat independen dan disusun dari berbagai referensi terbuka, antara lain laporan Gold Outlook World Gold Council (WGC), publikasi kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve), data makroekonomi global dari IMF dan Bank Dunia.

Kemudian pergerakan harga emas internasional, indeks dolar AS, hasil obligasi pemerintah AS, serta kajian dan pandangan analis pasar dan pakar investasi internasional yang dipublikasikan secara terbuka.

“Proyeksi harga bukan kepastian, melainkan gambaran kemungkinan yang dapat berubah seiring perkembangan situasi global,” ujar Pratikno.

Tiga Skenario Harga Emas 2026, berdasarkan kajian tersebut, Pratikno memetakan tiga skenario utama yang berpotensi memengaruhi pergerakan harga emas sepanjang 2026.

A Shallow Slip, Kenaikan Moderat (5%–15%)

Skenario ini berpotensi terjadi apabila perekonomian global melemah secara moderat dan The Fed mulai menurunkan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi pasar.

Dalam kondisi tersebut, minat terhadap aset lindung nilai cenderung meningkat secara bertahap, sehingga harga emas berpeluang mencatat kenaikan di kisaran 5 hingga 15 persen.

The Doom Loop, Kenaikan Tajam (15%–30%)

Skenario paling agresif ini dapat terwujud apabila dunia menghadapi perlambatan ekonomi yang lebih dalam, disertai meningkatnya ketegangan geopolitik global.

Situasi tersebut umumnya mendorong investor beralih ke aset aman, sementara kebijakan moneter cenderung lebih longgar.

Dalam skenario ini, harga emas berpotensi mencatat kenaikan signifikan hingga 30 persen.

Reflation Return, Penurunan (5%–20%)

Skenario ini menggambarkan kemungkinan koreksi harga emas apabila pemulihan ekonomi global berlangsung kuat, inflasi terkendali, dan dolar AS menguat.

Kondisi tersebut dapat mendorong kebijakan moneter yang lebih ketat, sehingga tekanan jual terhadap emas berpotensi meningkat di kisaran 5 hingga 20 persen.

Di luar ketiga skenario tersebut, Pratikno juga menilai terdapat peluang harga emas bergerak relatif stabil dalam rentang terbatas, khususnya apabila tidak terjadi guncangan besar pada sektor moneter maupun geopolitik global.

Literasi Investasi dan Akses Digital

Dalam konteks perencanaan keuangan, Pratikno menekankan pentingnya peningkatan literasi investasi agar masyarakat mampu memahami risiko dan peluang secara lebih seimbang.

Ia menilai pemanfaatan layanan keuangan berbasis digital dapat menjadi salah satu sarana pendukung dalam mengelola investasi emas secara lebih terukur.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, akses investasi emas kini semakin luas melalui berbagai platform digital.

Salah satunya adalah Tring! by Pegadaian, aplikasi keuangan digital terintegrasi yang memungkinkan masyarakat berinvestasi emas secara praktis tanpa harus datang langsung ke outlet.

Melalui Tring!, masyarakat dapat memulai investasi emas dari nominal relatif terjangkau, memantau harga emas secara real-time, serta mengelola transaksi secara fleksibel.

Aplikasi ini menyediakan fitur Tabungan Emas, Cicil Emas untuk kepemilikan emas Batangan dan Digital atau Deposito Emas, serta Gadai Tabungan Emas sebagai solusi pembiayaan tanpa harus menjual aset emas.

Menurut Pratikno, kemudahan akses dan transparansi harga menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan investasi.

Ia menilai layanan digital relevan bagi masyarakat yang ingin membangun kepemilikan emas secara terencana dan sesuai kemampuan finansial.

Sebagai informasi, aplikasi Tring! by Pegadaian telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta menyediakan layanan konvensional dan syariah untuk mendukung strategi investasi emas jangka panjang.

Sebagai penutup, Pratikno mengingatkan bahwa setiap keputusan investasi perlu disesuaikan dengan tujuan keuangan dan profil risiko masing-masing individu. (*/don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *