NPM, Manado – Komunitas Kopi Moderasi (KOKOMO) Kota Bitung bersama Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menjalin sinergi strategis dalam upaya mencegah berkembangnya paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Sulawesi Utara.
Dialog kebangsaan ini berlangsung pada Selasa (8/7/2025) di Café Bose, pusat kota Bitung, dengan menghadirkan para tokoh lintas agama sebagai garda terdepan penjaga kerukunan.
Menurut Ketua (KOKOMO) Bitung Bobby Kawengian, pertemuan tersebut merupakan bentuk kesadaran kolektif para pemuka agama untuk terus menjaga iklim toleransi yang telah lama menjadi kekuatan khas di Provinsi Sulawesi Utara.
“Jadi ini bukanlah sekadar silaturahmi, melainkan alarm moral bahwa kebersamaan lintas iman adalah kekuatan utama melawan ideologi kekerasan. Dan para tokoh agama di Bitung, berkomitmen menjadi garda depan menjaga keharmonisan sosial dan memperkuat daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh radikal,” ungkap Kawengian.
Dalam forum tersebut, para tokoh sepakat untuk memperkuat jaringan informasi dan memperbanyak agenda dialog moderasi beragama di tengah masyarakat akar rumput.
(KOKOMO) dan Densus 88 telah merencanakan pembentukan sistem deteksi dini berbasis komunitas untuk menangkal isu-isu bernuansa SARA dan intoleransi.
Sementara itu tokoh agama di Kota Bitung Hj Harsono Muhammad menambahkan hal ini merupakan langkah kolaboratif yang kian mempertegas posisi Sulawesi Utara sebagai salah satu provinsi paling toleran di Indonesia.
“Sekaligus menjadi contoh nyata bahwa ketahanan bangsa dimulai dari harmoni di tingkat lokal,” pungkasnya.
Ikut hadir dalam hajatan tersebut para tokoh agama seperti, Pdt. Robby Kawengian Ust Hairuddin bandu Dr. Arianto kadir, Yaskur Gobel, Harsono Muhamad, Pdt Stanly Kansil, Tonny, Naibaho dan Wulur serta para Element Masyarakat dan pemuka agama di Kota Bitung.
(Rogam)