NPM, KOTAMOBAGU– ME alias Mon salah satu pelanggan yang mengaku kesal atas pelayanan di Selevel Cafe dan Resto di Kota Kotamobagu angkat bicara hingga membuka bukti ancaman dari owner.
ME alias Mon yang mengalami langsung dugaan pelayanan bintang satu dan dugaan perlakuan tak mengenakkan dari owner Selevel Cafe dan Resto ini juga menyesalkan sikap dari owner Selevel saat membaca pemberitaan dari salah satu media online yang berjudul “Selevel Cafe and Resto Kecam Pemberitaan Hoaks, Tuntut Permintaan Maaf Terbuka dan Siap Tempuh Jalur Hukum”.
Bukan tanpa sebab, yang diharapkan ME alias Mon hanyalah itikad baik dan permintaan maaf langsung oleh owner Selevel yang telah melakukan dugaan pengancaman dan fitnah terhadap dirinya dan tim selaku pelanggan yang sudah mengalami dugaan pelayanan bintang satu dari Selevel Cafe dan Resto.
ME alias Mon pun mengaku ia tidak akan gentar dan takut dengan ancaman yang di lontarkan oleh owner Selevel, karena sebagai pelanggan yang diduga telah mendapatkan pelayanan bintang satu dari restoran yang mengklaim diri memberikan pelayanan bintang lima ini benar-benar mengalami langsung apa yang telah ia sampaikan dalam keterangan yang diberitakan pada hari Senin 18 Agustus 2025 melalui kuasa hukumnya.
“Saya memiliki saksi-saksi fakta yang melihat/mengalami langsung kejadian saat sedang berdiri menunggu dimeja, termasuk bagaimana ketika kami sampai meja belum bisa langsung digunakan, sayapun tidak pernah menunjuk-nunjuk ataupun bersuara tinggi seperti yang diberitakan, saya bertanya baik-baik ketika kami belum mendapatkan meja sembari berdiri dengan nada normal “masih lama?”, “kiapa jadi bagini?”, kemudian saya melanjutkan mengobrol dengan 2 teman saya atas nama Try dan Ichal. Selang itu waiters dan kasir datang mempersilahkan kami duduk dan mengatakan sendiri jikalau mereka akui salah kasih tempat duduk ke PNS-PNS atau customer yg berada di tempat yang saya reservasi, “BUKAN CUSTOMER YANG SENGAJA MENEMPATI” tempat duduk yang saya reservasi. Saya datang tidak langsung marah-marah seperti yang dikatakan oleh pihak selevel di FB mereka. Lantas, apakah saya salah melontarkan pertanyaan yang memang seharusnya saya tanyakan ketika saya tidak mendapatkan apa yang menjadi hak saya karena reservasi itupun sudah dilakukan 1 (satu) hari sebelumnya. Toh bagi saya, menunggu 10 menit pun itu sudah tidak wajar karena saya mereservasi tempat, saya membayar reservasi seperti yang diminta tapi saya harus menunggu 10 menit dengan keadaan BERDIRI,” kata ME alias Mon.
ME alias Mon juga membantah soal tuduhan marah-marah.
“Sebelum order sedari awal telah saya informasikan bahwa kami hanya ada waktu 2 jam menunggu dikarenakan ada kegiatan tournament billiard yang sedang kami adakan di tempat usaha saya. Kemudian pesanan yang sudah kami pesan sebelumnya juga masih menunggu lama, tiba-tiba waiters datang dan bilang ke kami “ayam masih mo ungkep dan memakan waktu sekitaran 45 menit untuk menunggu”, padahal sebelumnya waiters sendiri yang menyampaikan bahwa persiapan hanya memakan waktu 15 menit, karena tamu yang sudah reservasi diutamakan lebih dahulu tetapi tidak seperti yang disampaikan dan dijanjikan oleh waiters tersebut, dimana dari janji 15 menit malah menjadi 45 menit. Karena pernyataan dari waiters tersebut, maka kami mengganti menu dari ayam menjadi menu udang & cumi karena menurut waiters hanya itu yang sudah ready. Kami mengira sudah dipastikan menu diganti menjadi udang karena katanya ayam belum diungkep, namun waiters malah balik lagi dan mengatakan ayam sudah ready sehingga kami meminta untuk dibacakan kembali pesanan agar tidak double order. Selanjutnya setelah makan, kami meminta bill dan langsung membayar di kasir, saat dikasir sama sekali kasir tidak menyampaikan adanya total tagihan sebesar Rp.270.000,- yang tidak dibayarkan oleh kami, pun owner tidak menyampaikan hal itu melalui whatsapp,” ujarnya.
Menurut ME alias Mon ia tidak marah-marah saat datang, namun ruang VVIP yang sudah terlebin dahulu direservasi digunakan oleh orang lain. Sehingga ia mulai kesal ketika waiters berulang kali salah dalam mencatat menu. Oleh karena itu ia langsung bertanya dan meminta untuk bertemu langsung dengan manager dengan harapan dapat langsung mengeluarkan unek-uneknya sedari awal datang sudah berdiri cukup lama padahal sebelumnya sudah melakukan reservasi ruangan VVIP.
“Disitu saya bilang ke waiters tolong panggil manager karena waiters sudah beberapa kali salah mencatat menu pun seakan memnerikan ketidakpastian dengan pernyataan awal prosesnya hanya 15 menit karena sudah terlebih dahulu reservasi tapi setelah itu malah menyatakan membutuhkan waktu lebih lama lagi, sehingga saya ingin bertemu manager langsung agar saya jabarkan satu persatu keluhan saya dari saya datang, tetapi ternyata yang datang si owner langsung. Saya pun mencoba menjabarkan keluhan saya tetapi owner selalu memotong pembicaraan saya sehingga saya melontarkan kata-kata seperti “saya sedang berbicara selaku customer sopan kah dipotong-potong terus?” owner pun menjawab disini kita cari solusikan dan ini solusi sudah ada, dan saya membalas balik “tapi saya customer saya mau jabarkan apa saja keluhan saya sejak awal saya datang. Sejak saya datang saja sudah tidak bagus, makanan salah beberapa kali di order, makanan datangpun begitu, kemudian owner bersikeras mengatakan saya saja baru order di waktu 12:25 dan saya katakan balik karena saya baru dapat tempat duduk di jam begitu, saya kan on time datang sesuai reservasi tapi saya disuruh berdiri diluar bukan langsung duduk dimeja reservasi. Begitu saya duduk saya dan tim lihat menu dan langsung order tanpa memakan waktu lama karena kami juga sudah kasih tau ke waiters terlebih dahulu kalau kami sedang dikejar waktu dan waiter pun sendiri yang bilang kalau tamu yang sudah reservasi tempat diutamakan terlebih dahulu dengan proses 15 menitan,” ungkapnya.
Mengenai komplen dan ketidakpuasan menurut ME alias Mon ternyata bukan hanya tim mereka yang kesal atas dugaan pelayanan bintang satu yang diberikan oleh pihak Selevel melainkan juga di meja samping dan meja yang berhadapan dengan mereka yang mengeluhkan sudah lebih dari 30 menit namun es yang dipesan tak kunjung datang, bahkan menurutnya sesama pelanggan mereka saling berhadapan dan saling bilang sabar terhadap pelayanan yang diberikan.
ME alias Mon ketika ditanya mengenai tanggapannya atas bukti CCTV yang dimiliki oleh pihak selevel menyatakan silahkan dicek.
“Silakan dicek di CCTV selevel beberapa kali waiters bolak-balik ke meja kami karena salah catatan, bolak-balik info, ini habis itu habis, dan sama sekali tidak sesuai dengan berita yang ditulis yang mana pesanan dicatat dengan cermat oleh waiters. Itu BOHONG! Banyak komplenan yang sama dari customer lain di facebook juga dengan komplenan sama persis seperti yang kita alami. Bahkan ketika hendak meninggalkan tempat saja masih ada 3 orderan yang tidak ada dan diberitahukan kalau harus menunggu sekitaran 30 menit lagi untuk proses packing, sedangkan saat itu posisi sudah minta bill karena sudah mau pulang, banyak saksi di meja saat itu yang melihat,” tambahnya.
Mengenai persaingan usaha tidak sehat yang disinggung dalam tanggapan pemberitaan tersebut, ia menegaskan tidak ada niatan untuk menjatuhkan Selevel.
“Tidak ada sama sekali maksud saya untuk membandingkan selevel dengan tempat saya, karena kami memiliki fokus usaha yang berbeda dimana usaha saya tidak menjual makanan tetapi fokus ke usaha gaming dan kopi. Tidak ada sama sekali berpikiran untuk bersaing, sedari awal niat saya murni mengajak tim untuk makan siang dan kebetulan juga karena kami semua belum pernah mencoba langsung. Harusnya kritikan dari saya menjadi pembelajaran dan evaluasi bagi pihak selevel bukannya malah memaksa saya melakukan permintaan maaf dengan ancaman dan melontarkan fitnah, bahkan kritik terhadap pihak selevel pun ternyata tidak hanya datang dari saya melainkan juga dari ratusan komentar customer selevel, tanpa saya mencoba menjatuhkan selevel sebagaimana yang dituduhkan kepada saya,” kata Mon.
ME alias Mon pun menantang pihak Selevel untuk mengatakan siapa karyawannya yang mengaku se-angkatan sekolah dengan ME alias Mon yang melontarkan pernyataan bahwa ia suka bertengkar dengan guru dan berani menghadapi guru dengan sikap temperamen sebagaimana yang dibahas dalam komentar akun facebook Selevel Resto Caffe, karena ini merupakan fitnah yang tak berdasar.
Sementara itu, kuasa hukum ME alias Mon yaitu Aris Binol, S.H., M.H., CMLC. menegaskan untuk fokus ke persoalan utama yaitu mengenai paksaan untuk meminta maaf dengan ancaman dan fitnah yang diduga dilontarkan oleh owner selevel.
“Kami sangat keberatan dengan pemberitaan yang berisi tanggapan dari pihak selevel bersama kuasa hukumnya, kamipun tidak segan menantang pihak selevel dan kuasa hukumnya untuk mengeluarkan CCTV yang ada, biar publik yang menilai siapa sebenarnya yang menebar hoaks. Kita juga jangan sampai lupa untuk kembali fokus ke persoalan utama yaitu adanya dugaan pemaksaan dengan ancaman dan fitnah yang diduga dilontarkan oleh owner selevel kepada klien kami, kami tidak sekedar berbicara dusta tetapi fakta yang siap kami buktikan dimana screenshot chat WA telah kami sampaikan kepada rekan-rekan pewarta, agar publik juga dapat menilai,” kata Aris sapaan akrabnya.
“Pihak kami masih sangat membuka diri jikalau ada upaya dari pihak selevel ataupun kuasa hukumnya untuk menemui kami membicarakan penyelesaian masalah ini secara kekeluargaan, namun jika sampai batas waktu yang ditentukan sesuai Somasi yang telah dan akan kami kirimkan belum juga ada itikad baiknya, maka sudah barang tentu kami siap-siap aja kok untuk mengambil segala tindakan hukum untuk kepentingan klien kami,” tambah Aris, saat diwawancarai singkat oleh media ini lewat panggilan telepon yang sedang menjalankan tugas profesinya di Mabes POLRI Jakarta.
Sebelum menutup sambungan telepon Aris menegaskan ada 1 hal yang ingin klien saya titip untuk disampaikan lewat saya.
“dari pada terlalu banyak drama klarifikasi sana-sini, klien saya (ME alias Mon) menantang terbuka Saudari Inayah Warso selaku owner selevel untuk meminta maaf secara terbuka dan melakukan refleksi diri agar tidak meninggikan ego di atas kepentingan pelanggan. karena sesungguhnya persoalan ini dapat diselesaikan sesederhana owner selevel meminta maaf secara terbuka,” jelasnya. (Gry)