Dedie Tooy Suara Terbanyak di Penyaringan Calon Rektor Unsrat

Para bakal calon rektor Unsrat di acara penyampaian visi dan misi di Auditorium Unsrat. (ist)

Newposkomanado.id – Tahapan penyaringan bakal calon (balon) rektor Universitas Sam Ratulangi Manado berhasil mengantarkan Ir Dedie Tooy MSi PhD meraih suara terbanyak.

Tooy leading atau unggul dengan raihan 29 suara diikuti Prof Dr Ir Fabian J Manoppo MAgr sebanyak 13 suara, Dr Flora Pricilla Kalalo SH MH sebanyak 11 suara, Prof Dr Ir Grevo Soleman Gerung MSc 11 suara, Prof dr Vennetia R Danes MSc PhD 6 suara dan Prof Dr dr Grace Debbie Kandou M Kes dan 1 suara dinyatakan rusak.

Menariknya, untuk menentukan kursi ketiga, Ketua Senat Unsrat, Prof Paulus Kindangen SE SU MA menempuh mekanisme untuk melakukan pemilihan ulang, untuk menentukan suara Kalalo dan Gerung.

Namun langkah tersebut diprotes Kalalo yang menilai Pilrek Unsrat tidak adil. Dia merasa telah dizolimi sejak awal.

“Jadi tadi ada suara yang rusak, menurut pendapat dari panitia dan senat. Tetapi yang saya herankan mengapa dua suara rusak itu atas nama Fabian diterima sebagai hal yang benar dan suara saya tidak diterima. Itu jadi persoalan dan ketika kami menyampaikan mengenai hak tiap-tiap orang pada voting semua berpihak untuk mengulang. Jadi ada apa sebenarnya sekarang ini di Unsrat,” kata Flora Kalalo dengan nada kecewa.

Flora Kalalo bersama tim pendamping Prof Dr Ir Doddy Sumajouw MSc mengakui jika suara rusak itu dihitung maka dirinya masuk pada peringkat ketiga.

“Mereka menyampaikan beberapa peraturan dan tata tertib dan ketentuan yang ada. Di sini tidak bisa kita mengambil tanpa melihat kasus yang ada. Jadi itu yang jadi persoalan dan saya paling merasa aneh kenapa pimpinan sidang itu sangat ngotot untuk melanjutkan proses ini. Dan kenapa rektor terlalu mengintervensi dalam proses ini,” bebernya.

Kata Kalalo, panitia tetap memaksakan untuk melakukan penghitungan ulang sementara yang dirinya keberatan kenapa suara yang salah diterima diakui sebagai suara yang benar sementara suara untuknya tidak diterima.

“Pengulangan suatu proses dengan suara yang sama apabila memang benar-benar tidak ada masalah. Masalahnya saya sudah dalam peringkat tiga kemudian ini dipaksakan untuk diulang lagi dan ini sangat tidak kondusif. Kita akan lapor di Kementerian. Kita berproses untuk mencari keadilan,” tegasnya.

Hadir dalam tahapan penyaringan pilrek Unsrat, Rektor Unsrat Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA.

Diketahui, pada perhitungan kedua, Grevo meraih 47 suara, Kalalo 21 dan 3 suara walk out.

Menurut Juru Bicara Unsrat, Max Rembang, tiga nama yang meraih suara terbanyak yakni Tooy, Manoppo dan Gerung selanjutnya akan dikirimkan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk ditetapkan sebagai calon.

“Pada tanggal 22 akan dilakukan verifikasi administrasi yang meliputi porto folio. Kemudian akan dilakukan pemilihan pada bulan Juni mendatang,” katanya.

Sementara itu, terkait riak yang muncul dalam pemilihan, di mana Kalalo akan melayangkan masalah yang dihadapi ke Kemendikbud, dinilai Rembang sebagai hal yang wajar.

“Itu hal biasa dan merupakan dinamika dalam sebuah proses pemilihan yang di dalamnya juga terdapat proses politik,” tukasnya.

Tindakan hukum yang akan ditempuh Kalalo dan tim, tambah Kalalo merupakan hal yang tepat.

“Itu bagus. Tetapi proses politik dan hukum tetap jalan,” ujarnya sembari menepis bahwa Rektor Unsrat dalam pemilihan terlalu banyak intervensi.

“Rektor tidak melakukan intervensi karena proses pemilihan sepenuhnya ada dalam kapasitas senat,” imbuhnya. (don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *