Sulut  

Golkar dan PAN Gabung Gerindra, Prabowo Dilematis Tentukan Cawapres

Ferry Daud Liando (kiri). (foto: dok)

NPM, Manado – Bergabungnya Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN) ke Prabowo Subianto menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 14 Februari 2024 mengindikasikan dua hal.

Pertama, ada indikasi bahwa dukungan Presiden RI Joko Widodo terhadap Prabowo Subianto makin kuat.

Baik Ketum Golkar maupun Ketum PAN sama-sama sebagai anggota kabinet.

Kedua, bergabungnya PAN mendukung Prabowo makin memperkuat basis dukungan kelompok-kelompok keagamaan mayoritas.

“Awalnya dukungan PKB bisa saja merangkul dukungan sebagian anggota PBNU. Karena meski PKB bukan terstruktur dengan PBNU, namun keduanya memiliki kedekatan emosional,” ungkap Dosen Kepemiluan Fisip Unsrat, Ferry Daud Liando, Minggu (13/8/2023).

Ferry Liando yang juga pengamat Politik ini menilai bergabungnya PAN maka akan mempengaruhi singgungan sebagian anggota Muhammadiyah.

Sebab, meski PAN dan Muhammadiyah tidak terstruktur namun keduanya sulit dipisahkan.

Namun di sisi lain, dengan bergabungnya Golkar dan PAN mendukung Prabowo Subianto maka akan membuat Ketum Gerindra itu makin kesulitan menentukan siapa cawapres pendamping nanti.

Muhaimin Iskandar sebagai ketua PKB sudah berapa kali mengikrarkan diri sebagai cawapres mendampingi pak Prabowo.

“Nah ini menarik, Golkar juga punya jagoan cawapres yaitu Ridwan Kamil. Belum lagi PAN yang sudah memiliki jagoan cawapres yaitu Erick Thohir,” tuturnya.

“Jika Prabowo Subianto salah memilih siapa pasangannya maka akan mempengaruhi soliditas koalisi,” tandas Liando. (don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *