NEW POSKO MANADO – Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia sukses menggelar Kursus Pelatih Lisensi C PSSI Diploma. Kursus yang dilaksanakan sejak tanggal 20 Februari sampai 4 Maret itu bertempat di Hotel Yuta.
Jalannya kursus untuk sesi kelas serta sesi praktek yang dipimpin Instruktur Pelatih PSSI Coach Marwal Iskandar dan Asistennya Coach Lukas Tumbuan berlangsung di Stadion Klabat.
Peserta Kursus berjumlah 26 Pelatih yang terdiri dari 24 Pelatih asal Sulawesi Utara dan 2 dari Provinsi tetangga Gorontalo.
Ketua APSSI Sulut Hendra Pandeynuwu, SE berharap kursus ini dapat dilaksanakan lagi di Sulut.
Berdasarkan data yang ada, Sulut merupakan provinsi yang paling sedikit memiliki Pelatih berlisensi C PSSI.
“Tidak lebih dari 10 orang pelatih berlisensi C PSSI di Sulut. Padahal sesuai regulasi Kompetisi PSSI Pusat baik Liga 3 maupun Piala Soeratin U13, U15, U17 pelatih kepalanya harus minimal memilik Lisensi C PSSI,” ujar Hendra.
Meski demikian, ia bersyukur pada kompetisi Liga 3 serta Piala Soeratin yang belum lama digelar masih diberi kesempatan pelatih kepalanya bisa berlisensi D PSSI, namun jika lolos putaran nasional wajib mengganti dengan pelatih minimal berlisensi C PSSI.
“Tapi untuk kompetisi yang akan datang tidak ada toleransi lagi untuk klub-klub di Sulut. Semua yang mengikuti kompetisi baik Liga 3 maupun Piala Soeratin U13, U15 dan U17 harus dikepalai pelatih yang minimal sudah memiliki Lisensi C PSSI,” imbau Hendr.
Selain itu, Ketua APSSI juga berharap kursus ini dapat meningkatkan kualitas SDM Pelatih dengan mendapatkan ilmu-ilmu terbaru di sepak bola yang bepedoman pada Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia) untuk dapat diaplikasikan ke klub-klub yang ada di Sulut.
Dalam pelaksanaannya, Instruktur Marwal Iskandar yang merupakan mantan legenda sepak bola di Indonesia yang pernah bermain di beberapa klub besar di Indonesia, diantarnya PSM Makasar, Persipura Jayapura, Persib Bandung, Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta di bantu Asisten Coach Lukas Tumbuan, pelatih yang sukses meraih medali emas bersama Tim Jawa Barat pada PON XIX 2016 Jabar.
Instruktur sangat detail dalam memberikan materi kepada peserta kursus, baik pada sesi kelas maupun pada sesi praktek lapangan.
Selama 12 hari coach Marwal dan coach Lukas mengasah kemapuan para pelatih, untuk merubah pemahaman tentang teknik serta taktik terbaru dalam sepak bola yang menurut mereka pelatih-pelatih di Sulut masih menerapkan pola latihan yang sudah usang dan sudah tidak cocok dengan perkembangan sepak bola modern khususnya di Indonesia.
Senada dengan Hendra Pandeynuwu yang juga sebagai peserta kursus, coach Marwal berharap agar kursus Pelatih sering dilaksanakan didaerah ini agar kedepan Sulut banyak memiliki pelatih yang memiliki Lisensi C PSSI atau bahkan lisensi B maupun A PSSI.
Ketua Panitia Kursus Pelatih Lisensi C PSSI Diploma di Sulut, Archie Kalonio yang juga Sekretaris Asprov PSSI Sulut menambahkan pelaksanaan kursus ini sudah direncanakan sejak awal tahun lalu. Tapi prosesnya tidak semudah yang diharapkan.
Berbagai masalah yang pernah terjadi pada kursus pelatih Lisensi D di Sulut beberapa waktu yang lalu, sehingga Sulut di black list tidak bisa melaksanakn kursus lagi.
Akan tetapi melalui APSSI Sulut yang di ketuai Hendra Pandeynuwu dan Sekretaris Alen Mandey dibantu Sekretaris Asprov PSSI Sulut melakukan komunikasi dengan APSSI Pusat yang diketuai coach Yeyen Tumena akhirnya Sulut diberikan kesempatan untuk melaksanakan Kursus Pelatih Lisensi C pertama kali.
Menurut Kalonio, kursus ini dikuti 26 Peserta dimana 24 orang berasal dari Sulut dan 2 dari Gorontalo. Diantara para peserta terdapat nama-nama yang pernah bermain pada kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia, bahkan pernah seangkatan dengan Instruktur Coach Marwal Iskandar antara lain Hendra Pandeynuwu, Alen Mandey, Rudy Onu (Persma Manado), Firman Usman (PSM Makasar) Edwin Tampemawa (Persiba Balikpapan), Hengky Pondaag (Persitara Jakarta Utara) dll.
Mario Lamakarumpa, peserta Kursus berasal dari Kota Bitung sangat bersyukur dapat dan berterima kasih kepada APSSI Sulut dan ASPROV PSSI Sulut yang sudah memfasilitasi kegiatan ini sehingga bisa dilaksanakan di Sulut.
Kata Mario, selain biaya yang terjangkau juga dilaksanakan didaerah sendiri. Lebih dari itu, Mario sangat berterima kasih kepada kedua Instruktur karena dirinya mendapatkan ilmu-ilmu terbaru dalam sepak bola yang akan dia bagikan ke pemain-pemain muda dibitung.
“Awalnya sempat down begitu melihat karakter para instruktur yang begitu keras, tapi lama kelamaan dapat menyesuaikan bahkan mengikuti semua materi sampai selesai,” ungkap Mario
“Ternyata kedua instruktur orangya baik, kalau dalam pemberian materi sangat keras tapi untuk kebaikan kita sendiri. Tapi kalau diluar jam pelajaran para instruktur sangat akrab dengan peserta. Bahkan disaat perpisahan kami para peserta sampai meneteskan air mata karena berat untuk berpisah. Karena sudah begitu menyatu sesama peserta maupun dengan instruktur Itu akan menjadi pelajaran berharga buat kami,” tambahnya.
Mario pun berpesan kepada teman-teman pelatih di Sulut untuk dapat menambah ilmu kepelatihan dengan mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan di Indonesia. Karena sangat bermanfaat untuk kemajuan sepak bola di Sulut. (don)
Peserta Kursus:
1. Stanly Mandas
2. Hengky Pondaag
3. Mario Lamakarumpa
4. Billie Ampouw
5. Suhariyanto Yahya
6. Jovan Mandey
7. Abdi Palili
8. Recky Saul
9. Muh. Lutvi Adi Saputro
10. Reinaldo Tumiwa
11. Jufry Muhammad
12. Heilen Toar
13. Handri Tatengkeng
14. Firman Usman
15. Rocky Jacob
16. Tomas Sanutu
17. Abris Abisai Anis
18. Baston Yunus
19. Alen Mandey
20. Edwin Tampemawa
21. Vendry Rorimpandey
22. Elvis Anes
23. Randy Sampir
24. Rudy Onu
25. Mochtar Mohamad
26. Hendra Pandeynuwu