NPM, Airmadidi – Pulau Paniki di Minahasa Utara memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi suatu destinasi wisata. Potensi objek wisata ini dapat dijadikan tempat perputaran ekonomi masyarakat jika di kelola dengan baik.
Karena dengan memberikan manfaat dalam bentuk penguatan ekonomi lokal, yang antara lain berupa devisa, pendapatan tambahan kepada masyarakat, serta peluang pekerjaan yang dapat ditangkap oleh masyarakat.
Hal ini menarik Seska Meily Hermin Mengko, Vesty Like Sambeka, Prodi D3 Usaha Perjalanan Wisata, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Manado untuk mengadakan penelitian di pulau ini.
Sektor usaha dalam pariwisata seperti usaha akomodasi, transportasi, dan lainnya dapat memberikan kontribusi dalam mendorong perekonomian lokal, regional, maupun nasional (Rahayu et al,2016).
Potensi Wisata adalah segala macam bentuk sumber daya yang terdapat disuatu daerah tertentu yang bisa diramu dan dikembangkan menjadi suatu aneka atraksi wisata (Djamaluddin, 2016).
Potensi Unggulan Desa Kulu Pulau Paniki-Ega Salah satu potensi yang ada di Desa Kulu, yaitu Pulau Paniki (karena sebelumnya banyak terdapat paniki (kelelawar), juga dikenal dengan nama pula Ega – nama seorang nelayan Cina yang beternak kerapu tahun 1992, terletak di bagian barat desa Kulu.
Pulau ini menyimpan sejuta pesona dan keindahan alam yang menakjubkan. Saat pertama memasuki pulau ini kita akan melihat hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau paniki.
Di pulau ini, kita dapat merasakan dan melihat keindahan mangrove yang ada di tengah – tengah pulau yang dibungkus apik dengan pasir putih nan indah.
Di bagian utara pulau paniki, apabila air surut, akan tampak keindahan pasir putih yang bersih dan indah. Kawasan pasir putih tersebut selama ini telah dimanfaatkan sebagai lokasi wisata, snorkeling dan diving.
Lebih ke utara, terdapat pulau Burung yang juga memiliki keindahan yang sama dengan panorama mangrove serta kehidupan satwa liar pada pantai pasir putihnya.
Desa Kulu memiliki satu dermaga yang merupakan jalur transportasi keluar masuk ke pulau paniki.
Untuk menuju ke pulau Paniki kita dapat menggunakan perahu milik masyarakat desa Kulu dari dermaga desa. Jarak dari dermaga ke pulau ini hanya sekitar 15 menit (Sangian, 2012).
Destinasi Wisata Pulau Paniki adalah pulau kecil yang terletak di desa Kulu kecamatan Wori. Pulau Paniki memiliki keindahan alam dan pantai yang begitu menakjubkan apalagi saat air surut akan terlihat dengan jelas hamparan pasir putih yang nan cantik dan berkilau.
Untuk bisa sampai ke pulau paniki harus melalui dermaga yang berada di desa kulu. Desa ini hanya memiliki satu dermaga dan jarak dari jalan raya ke dermaga sekitar -/+ 500 meter.
Setiba di dermaga langsung bisa di temui hamparan hutan mangrove yang mengapit jalan masuk menuju pulau paniki.
Dari hasil observasi yang dilakukan, objek wisata pulau paniki inipun belum terkelola dengan baik dilihat dari tidak adanya biaya restribusi masuk menuju pulau paniki oleh pemerintah desa.
Selain itu disekitar dermaga hanya terdapat empat kamar toilet umum yang tidak dirawat dengan baik sehingga sudah tidak dapat digunakan lagi dan sebuah rumah warga yang dijadikan pengunjung sebagai tempat untuk mendapatkan informasi mengenai wisata di pulau Paniki.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik saat berkunjung di pulau paniki adalah pada saat air laut surut yaitu di jam 11.00 siang sampai 16.00 sore. Waktu yang singkat untuk menikmati keindahan pulau paniki namun berkualitas karena disaat-saat seperti itu keindahan pulau paniki akan terlihat dengan jelas.
Selain itu pemandangan hutan mangrove yang yang indah mendukung potensi objek wisata pulau paniki.
Keindahan pulau paniki belum terexpose secara luas dikarenakan informasi mengenai keberadaan objek wisata pulau paniki ini yang relative minim.
Bentuk promosi wisata pulau paniki didapat dari postingan masyarakat melalui akun media social mereka. Pulau Paniki di Minahasa Utara memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi suatu destinasi wisata.
Potensi objek wisata Pulau Paniki, dapat dijadikan tempat perputaran ekonomi masyarakat jika di kelola dengan baik. Karena dengan memberikan manfaat dalam bentuk penguatan ekonomi lokal, yang antara lain berupa devisa, pendapatan tambahan kepada masyarakat, serta peluang pekerjaan yang dapat ditangkap oleh masyarakat.
Sektor usaha dalam pariwisata seperti usaha akomodasi, transportasi, dan lainnya dapat memberikan kontribusi dalam mendorong perekonomian lokal, regional, maupun nasional (Rahayu et al,2016).
Potensi Wisata adalah segala macam bentuk sumber daya yang terdapat disuatu daerah tertentu yang bisa diramu dan dikembangkan menjadi suatu aneka atraksi wisata (Djamaluddin, 2016).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi objek wisata pulau paniki, untuk mengidentifikasi potensi objek wisata pulau paniki, dan untuk mengkaji keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan objek wisata pulau paniki.
Penelitian ini dilakukan di Pulau Paniki Desa Kulu Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Propinsi Sulawesi Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan tehknik deskriptif menggunakan metode observasi terhadap potensi wisata Pulau Paniki termasuk fasilitas pendukung untuk dapat jadikan sebagai destinasi wisata
pulau.
Observasi dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan Mei sampai dengan bulan Tahun
2019.
Selain itu metode pengumpulan data juga dilakukan dengan teknik wawancara kepada beberapa informan kunci yaitu penjaga pelabunhan, wisatawan yang berkunjung, pemerintah dan masyarakat setempat, serta pemilik perahu yang membawa wisatawan ke Pulau Paniki yang keseluruhannya berjumlah 20 orang.
Seluruh data dikumpul, diolah dan dianalisis dengan pendekatan deskripsif yaitu dengan memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data dan informasi yang diperoleh langsung di lapangan.
Dapat disimpulkan Pulau Paniki memiliki banyak potensi wisatai yang dapat dijadikan dasar pengembangan pariwisata di Desa Kulu.
Hal ini diperlukan keterlibatan masyarakat dalam merumuskan model pengembangan objek wisata pulau paniki dengan tidak merubah tatanan Kehidupan masyarakat berdasarkan kearifan local yang berlaku.
Keterlibatan pemerintah dalam upaya pengembangan destinasi wisata Pulau Paniki sangat diperlukan guna menunjang program pemerintah Nawa Cita yang ke 7 yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan Menggerakkan sector-sektor strategis ekonomi domestik dibidang pariwisata dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa pinggiran melalui pariwisata.
Sebagai salah satu desa di Kabupaten Minahasa Utara yang memiliki potensi wisata yang dapat menarik pengunjung dan meningkatkan ekonomi masyarakat, maka perlu dilakukan pelatihan dan sosialisi mengenai pengelolaan objek wisata di desa kulu.
Bekerja sama dengan pemerintah dan akademisi membangun desa kulu sebagai desa wisata mangrove dan pulau paniki sebagai destinasi wisata alam. (*/red)