NEW POSKO MANADO – Unit Pelaksana Tugas (UPT) Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Manado merencanakan akan mengirim Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar Negeri.
Untuk tahun ini, sedikitnya ada 762 CPMI asal Sulawesi Utara (Sulut) akan ditempatkan ke luar negeri. Mereka berasal dari berbagai daerah yang sudah mendapat pelatihan terlebih dahulu.
“Tahun 2022 sudah ditetapkan oleh Kepala BP2MI RI sebagai tahun penempatan PMI,” kata Kepala UPT BP2MI Manado, Hendra Makalalag.
Menurut Hendra, kesiapan UPT BP2MI Sulut dengan disiapkannya help desk PMI di Bandara Samratulangi.
Selain itu kata dia, kesiapan dimulai sejak MoU dengan 11 kabupaten kota. Dimana biaya pendidikan dan pelatihan bagi CPMI dianggarkan melalui APBD masing-masing pemerintah daerah yang ada di Sulut.
“Sudah ada 7 daerah menyatakan kesiapan lain help desk,” ujarnya.
CPMI Sulut lanjutnya lebih berminat pada program SSW di Jepang. Para CPMI yang akan ditempatkan, akan melalui pelatihan. Hal itu berdasarkan usulan UPT BP2MI Manado ke Kedutaan besar di Jepang untuk Indonesia telah disetujui.
“Jadi 1 titik ujian kawasan Timur Indonesia adalah Kota Manado. Tempat ujian hanya ada di 4 Kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan. Nah ini akan menjadi 5 titik nantinya karena Manado akan masuk kerja-kerja UPT,” ungkapnya.
Para CPMI yang mengikuti pelatihan bahasa Jepang ke depan tidak lagi mengikuti ujian bahasa di luar daerah. Alasaanya, salah satu titik ujian telah diusulkan oleh UPT Manado ke Kedubes dan disetujui sehingga Kota Manado menjadi titik ujian bahasa Jepang bagi CPMI di kawasan Timur Indonesia
Berdasarkan total 762 CPMI asal Sulut yang sudah masuk untuk ditempatkan setelah selesai pelatihan, yakni Kota Manado 20 orang, Kota Tomohon 80 orang, Kota Bitung 10 orang, Kabupaten Mitra 7 orang, Kabupaten Kepulauan Sitaro 542 orang, Kabupaten Bolmong 10 orang, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 10 orang, Jayadi Global Education Centre 50 orang, Gerontopia Nigata Manado 13 orang, LPK Ganbatte Hikari 20 orang. (gry)