Kopra, Cengkeh dan Pala, Komoditas Ekspor Sulut Paling Besar

Sekdaprov Sulut Asiano Gamy Kawatu saat membuka kegiatan FGD Peningkatan Ekspor. (ist)

NEW POSKO MANADO – Sekdaprov Asiano Gamy Kawatu menghadiri sekaligus membuka Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Tentang Optimalisasi Program Peningkatan Ekspor Dalam Rangka Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara di Hotel Sintesa Peninsula, Rabu (6/4).

Kawatu mengatakan bahwa FGD ini digelar justru disaat pemerintah provinsi sedang gencar-gencarnya berupaya meningkatkan ekspor yang berasal dari sulawesi utara.
Ia mengingatkan, bahwa fungsi pemerintah hanyalah memediasi dan memfasilitasi.

Prakarsa itu mesinnya lahir dari para pelaku usaha dan karena itu yang hadir di sini mudah-mudahan menjadi pendorong penggerak untuk lebih meningkatkan ekspor Sulawesi utara.

“Bicara tentang komoditas ekspor Sulut paling besar yang sifatnya tradisional adalah kopra, cengkeh dan pala,” ungkapnya.

“Beberapa waktu terakhir Pemprov Sulut berupaya merangkul bukan saja para pelaku usaha yang ada di Sulut, tetapi melibatkan juga yang ada di luar Sulut,” sambungnya.

Selain itu juga, Sekdaprov mengatakan Tim dari pemerintah provinsi selalu melobi sampai ke papua dan ambon sehingga ekspor dari Sulut untuk kebijakan direct call dalam memenuhi kuota minimal 40 ton 1 kali terbang ke Jepang.

Gubernur dan Wagub berusaha untuk terus merangkul semua stakeholder dalam upaya-upaya membangun dunia ekspor Sulut lebih baik, Lobi dilakukan, komunikasi diintensifkan dan kerja bersama juga ditingkatkan.

Mudah-mudahan proses FGD melahirkan sesuatu yang bisa mendapat gairah ekspor, seraya berharap pandemi akan segera berakhir dan digantikan dengan endemi.

Selain itu, di dalamnya juga ada semangat untuk terus melakukan upaya-upaya revolusioner terkait dengan ekspor yang tidak tradisional lagi.

Sekdaprov mengatakan salah satu artikel dari Kementerian Perekonomian bicara tentang digital Competitiveness Index ternyata dari angka-angka yang ada di tahun 2021 yang lalu, dimana Sulut berada pada posisi ke sebelas secara nasional.

Hal ini mengindikasikan bahwa sulut dari waktu ke waktu bersiap untuk menjemput masa depan yang lebih baik.

“Kalau kita melawan arus kemajuan maka kita akan terlindas oleh kemajuan itu sendiri, sehingga kepada kita dimintakan untuk senantiasa bersahabat dengan kemajuan”. (don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *