Harga Anjlok, Sandra Pertanyakan Kebijakan Impor Cengkih

Sandra Rondonuwu

NPM, MANADO-Anjloknya harga cengkih menjadi perhatian Ketua Komisi II DPRD Sulut Sandra Rondonuwu.

Menurut Sandra,  hasil produksi cengkih yang ada di tanah air, bukan hanya di Sulawesi Utara.

“Namun di daerah lain masih ada yang harganya lebih tinggi,” katanya, Senin (22/7) di ruang kerjanya.
Sandra menjelaskan, sesuai data BPS, hasil produksi cengkih skala nasional  berada di kisaran 133,604 ton.

Kemudian disusul  Madagaskar 23932 ton, lalu kemudian Tanzania 8602 ton.  Data itu bisa dikomparasikan antara hasil produksi tanah air dengan kebijakan nasional yang melakukan impor cengkih.

Lanjutnya, sesuai data BPS, nilai ekspor tinggi yakni dari Indonesia berjumlah 53,71 persen di tahun yang lalu.

Dilihat Nilai ekspor sekarang berjumlah 48,15 juta setara dengan 752 milyar, kemudian nilai impor 189 juta  atau setara 2,9 triliun.

Artinya, Indonesia mengimpor cengkih dari Madagaskar, Tanzania, Komoro dan Singapura. Kalau nilai impor lebih banyak dari pada ekspor yang terjadi harga cengkih
anjlok.

Menurutnya, yang harus dilakukan membangun kerjasama dengan petani rovinsi lain seperti Maluku Utara maupun Sulawesi Selatan yang juga penghasil terbesar cengkih.

“Kita bekerja sama dengan para petani untuk menyuarakan kepada Presiden Jokowi. Hentikan impor, kemudian tindaki para pengepul, lalu tentukan standar harga nasional,” tegas Saron sapaan akrabnya. (rud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *