Pahlawan Nasional Mendur Bersaudara Jurnalis Foto Asal Kawangkoan Saksi Sejarah Proklamasi

NEW POSKO MANADO, MINAHASA – Memperingati Hari Pers Nasional 9 Agustus 2022, ada dua sosok fotografer jurnalis putra kawanua yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia. Frans Soemarta Mendur (16 April 1913 – 24 April 1971) adalah salah satu dari para fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Bersama saudara kandungnya, Alex Mendur, mereka turut mengabadikan persitiwa bersejarah ini. Frans Mendur bersama Alex Mendur, Justus Umbas, Frans “Nyong” Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda, kemudian mendirikan IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) pada 2 Oktober 1946.

Mendur lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara pada 7 November 1907. Ia adalah anak pertama dari sebelas anak dari August Mendur dan Ariance Mononimbar. Ia menyelesaikan sekolah rakyat atau Volkschool, tetapi tidak melanjutkan studinya karena alasan keuangan. Pada tahun 1922, Mendur pindah ke Batavia dengan Anton Nayoan, seorang kerabat keluarga yang telah menetap di Batavia. Nayoan bekerja untuk perusahaan Belanda yang menjual perlengkapan fotografi dan Nayoanlah yang mengajarinya cara menggunakan kamera. Mendur akhirnya bekerja untuk perusahaan yang sama dan juga perusahaan pemasok fotografi lainnya.

Pada tahun 1932, Mendur menjadi fotografer jurnalistik di Java-bode. Pada tahun 1936, ia pindah pekerjaan ke perusahaan pelayaran KPM  (Koninklijke Paketvaart Maatschappij). Selama pendudukan Jepang, Mendur ditugaskan ke cabang lokal dari kantor berita Jepang Dōmei Tsushin, di mana Mendur menjadi kepala departemen fotografi.

Frans adalah seorang fotografer jurnalistik Indonesia yang foto-foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah satu-satunya foto yang diterbitkan dari acara bersejarah tersebut. Dia juga memotret foto ikonik lainnya yang merekam perjuangan bangsa muda.

Frans bekerja di surat kabar Asia Raya ketika ia mendengar bahwa proklamasi akan diumumkan oleh Sukarno di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Setelah kemerdekaan, Frans bekerja sebentar di surat kabar Merdeka.

Perjalanan mereka menjadi fotografer sampai ketika wilayah Hindia Belanda dikuasai Jepang. Mendur bersaudara pun bekerja sebagai fotografer di kantor berita Asia Raya, Domei, dan Djawa Shimbun Sha.

Pada 16 Agustus 1945 malam, Mendur bersaudara mendapat kabar bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan esok hari. Meski sempat ragu dan tidak percaya, Mendur bersaudara akhirnya tetap pergi ke kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan No. 56, Cikini, Jakarta.

Dua bersaudara ini pun mengambil jalan terpisah untuk menuju ke sana dan mengendap-ngendap agar tidak diketahui oleh pasukan Jepang. Ternyata, kabar akan proklamasi kemerdekaan itu benar dengan banyaknya orang yang berkumpul di rumah Soekarno dan juga terlihat sejumlah tokoh nasional.

Dari momen proklamasi kemerdekaan Indonesia itulah, Mendur bersaudara dengan berbekal kamera Leica, bisa mengabadikan tiga foto dari tiga bingkai film yang tersisa di kamera. Meskipun suasana yang emosional itu hampir saja membuat Frans Mendur lupa memotret. Setelah pembacaan proklamasi kemerdekaan selesai Mendur bersaudara cepat-cepat bergegas pergi dari rumah Soekarno untuk menghindari pasukan Jepang.

Tapi, hasil jepretan dari kamera Alex Mendur dirampas oleh pasukan Jepang dan dimusnahkan. Hanya tersisa hasil jepretan dari kamera Frans Mendur. Untuk menghindari penyitaan dari pasukan Jepang, akhirnya Frans Mendur mengubur hasil negatif foto di bawah poh di kantor Asia Raya.

Tentu saja hasil foto dari Frans Mendur selamat dan dicetak di kantor berita Domei. Hasil dokumentasi proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali terbit di Harian Merdeka pada Februari 1946.

Pada 9 November 2009 untuk peran foto jurnalistik Frans bersama saudara lelakinya, Alex, menerima Bintang Jasa Utama. Tahun berikutnya, mereka menerima Bintang Mahaputera Nararya pada 12 November 2010. Sebuah monumen untuk menghormati mereka di kampung halaman mereka di Kawangkoan didedikasikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Februari 2013. Frans adalah anak keempat dari sebelas anak Agustus Mendur dan Ariantje Mononimbar.(*)

Sumber Foto: Arsip Nasional Republik Indonesia

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *