NEW POSKO MANADO – Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) terbaik dan tersukses dalam perjalanan demokrasi ialah Pemilu tahun 1955.
Ini menjadi pembahasan bersama pada diskusi KPU Sulut, Jumat (11/03) dengan dihadiri Anggota KPU RI, Viryan Aziz.
Diskusi membahas sejarah Pemilu itu menghadirkan Dosen Kepemiluan Fisip Unsrat, Ferry Daud Liando.
“Dalam literatur sejarah yang saya ikuti, terungkap bahwa pada tahun 1955 digelar pemilu di Minahasa namun pelaksanaannya telah diuji coba pada tahun 1951,” kata Liando.
Pemilu pada waktu itu dilakukan ala kadarnya. Perangkat-perangkat hukum belum lengkap tersedia. Penyelenggaranya belum terlatih, apalagi logistik dan anggaran terbatas.
Walau demikian, meski pelaksanan pemilu saat itu dilakukan apa adanya, namun produk pemilu menghasilkan aktor-aktor politik yang berwibawa, dihormati, jujur dan tidak korup.
Motivasi para aktor politik untuk merebut 25 kursi DPRD pada waktu itu didorong oleh sebuah kesadaran untuk melayani masyarakat melalui kekuasan yang dimilikinya.
Kekuasaan itu dimanfaatkan untuk mempengaruhi pemimpin eksekutif guna membuat kebijakan demi kepentingan banyak orang. Tak satupun dari mereka melakukan korupsi.
Hal yang membedakan dari pemilu saat ini bahwa perangkat hukum pemilu tersedia, anggaran melimpah dan semua penyelenggara terlatih.
Namun hasil pemilu kerap menghasilkan aktor-aktor politik yang kurang berwibawa dan tidak dihormati. Sebagiannya terlibat korupsi, tidak produktif dan ada yang bermasalah moral.
Belajar dari sejarah pemilu di Minahasa, meski tata kelolanya tidak sebaik saat ini, namun pemilunya menghasilkan negarawan.
Oleh karena itu, faktor yang paling menentukan kualitas pemilu bukan pada sistem pelaksanaannya tapi sangat tergantung pada kapasitas dan integritas aktor-aktor politik yang berkompetisi. (*/don)