Bitung  

231 Mahasiswa Muhammadiyah Manado Akhiri KKN di Kota Bitung

Wakil Wali Kota Bitung Hengky Honandar saat menutup kegiatan KKN Universitas Muhammadiyah Manado. (foto/humas)
Wakil Wali Kota Bitung Hengky Honandar saat menutup kegiatan KKN Universitas Muhammadiyah Manado. (foto/humas)

Wakil Wali Kota Bitung Hengky Honandar Beri Apresiasi

NEW POSKO MANADO, BITUNG – Wakil Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, melepaskan kepulangan mahasiswa-mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Manado, Selasa, 29 Maret 2022.

Diketahui, sebanyak 231 mahasiswa-mahasiswi Muhammadiyah Manado melaksanakan tugas KKN di Kota Bitung, sejak 3 Maret hingga 28 Maret 2022.

Selama masa KKN ratusan mahasiswa ini berbaur dengan masyarakat.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bitung Hengky Honandar menutup kegiatan KKN Universitas Muhammadiyah Manado tahun ajaran 2021/2022.

Penarikan mahasiswa peserta KKN ini di kota Bitung bertempat di lapangan tenis Kantor Walikota Bitung dan di tutup secara resmi oleh Wakil Walikota (Wawali) Hengky Honandar.

Penarikan KKN dilakukan setelah Mahasiswa mengabdi selama 21 hari.

Sesuai dengan laporan Ketua Panitia KKN, Rizal Arsyad, bahwa peserta KKN berjumlah 231 orang yang dibagi dalam 3 program studi.

Sementara itu dalam kesempatan tersebut, Wawali Kota Bitung, Hengky Honandar, menyampaikan terima kasih kepada pihak Universitas Muhammadiyah Manado dan jajarannya telah memilih Kota Bitung dan mempercayakan para mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan di kota digital.

“Kami menyatakan rasa bangga dan apresiasi kepada para mahasiswa peserta peserta KKN yang telah menjalankan tugas selama periode KKN di kota Bitung tercinta,”ujar Honandar.

Wakil Wali Kota pilihan rakyat Bitung ini juga menyampaikan, terima kasih atas pengabdian selama 21 hari dengan pemerintah serta masyarakat Kota Bitung.

“Kami merasa sangat terbantu terutama dalam bidang kesehatan, kami harapkan kalian benar-benar mendapatkan pengalaman belajar melalui keterlibatan secara langsung di tengah masyarakat dan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan pemikiran,” terang Honandar.

Lanjut Honandar, dalam rangka meningkatkan empati dan kepedulian sebagai mahasiswa terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat juga meningkatkan kedewasaan dan kepribadian, meningkatkan daya saing, dan jiwa peneliti, serta memelihara dan meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan berbagai pihak.

“Mahasiswa di tengah masyarakat telah menginspirasi dan mengajarkan warga untuk memiliki cita-cita menjadi pribadi yang lebih baik,”tuturnya.

Honandar pun menitipkan pesan bagi mahasiswa bahwa nilai dari sebuah pengabdian dapat diukur dari sejauh mana program yang dijalankan dapat dirasakan manfaatnya bagi sesama.

“Jika kamu bisa memimpikan maka sudah dipastikan kamu bisa. Ingatlah, bahwa nilai dari sebuah pengabdian akan diukur dari sejauh mana program yang dijalankan dapat dirasakan pemanfaatannya,” pesan hengky. (bry)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *