NPM, Manado – Dinas Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Sulut melaksanakan rapat koordinasi Gerakan Selamatkan Pangan “Stop Boros Pangan”.
Rapat koordinasi dibuka oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Sulut, dr. Jemmy J. R. Lampus, MKes di Hotel Grand Whiz Manado, Kamis (04/07/2024).
Jemmy Lampus yang didampingi oleh Kabid Ketersedian dan Kerawanan Pangan, Stendy Lakoy, S.Pi mengatakan, rapat koordinasi Gerakan Selamatkan Pangan “Stop Boros Pangan” yang terkait dengan media.
Kata dia, patut bersyukur pertemuan ini dalam rangka upaya meningkatkan identitas melaksanakan program Gerakan Selamatkan Pangan “Stop Boros Pangan”.
“Peran dari teman-taman jurnalis, influencer, Multi Media dari dinas Ketahanan Pangan sangat strategis,” ucap Lampus.
Ia mengingatkan pula bagaimana mempertahankan ketahanan pangan, kemandirian pangan selalu menjadi isu yang sangat penting. dengan topik strategis isu nasional
“Pangan itu menjadi kebutuhan yang sangat esensial, merupakan dasar hak asasi manusia, harus di jamin kuantitasnya dari sisi ketersediaannya harus terpenuhi,” ucap Jemmy
Kemudian memenuhi kwalitas sisi gizi dan keamanannya sebagai pangan yang bisa membantu kita semua dalam mewujudkan sumber daya manusia menuju ke generasi Emas 2045.
“Jika kita tidak optimal dari segi kuantitas, kualitas bergizinya, amannya, dan sehatnya maka bisa saja tidak tercapai cita-cita kita generasi Emas seratus tahun kemerdekaan”
Melihat ketersedian ada faktor- faktor lain yang menyertai ketersediaan pangan, ada infrastruktur pangan yang tidak merata di kabupaten kota, ini mempengaruhi ketersediaan.
Apalagi sekarang Badan Pangan National, Pemerintah daerah sampai ke kabupaten kota berupaya terus berkolaborasi dalam memastikan ketersediaan dan kualitas pangan.
“Ternyata kita ini boros pangan, dimana Indonesia itu nomor 3 boros pangan di dunia dibawah Arab Saudi dan USA,” ucap Jemmy Lampus.
Jemmy Lampus mencontohkan perilaku boros pangan yaitu perilaku saat kita mengambil makanan banyak- banyak akhirnya cuma lepas begitu. dan inilah yang merupakan pemborosan pangan.
Dia menyebutkan Indonesia jika di ukur-ukur setiap tahun ada 23-48 juta ton makanan terbuang,
Kerugian ekonominya mencapai Rp.213-551 Triliun (4-5 % PDB) yang dapat memberi makan 61-125 Juta orang Indonesia.
Dengan jurnalis, influencer dan multimedia bersama-sama kita semua memasyarakatkan gerakan “Stop Boros Pangan” selamatkan pangan.
Kalau kita maksimalkan melakukan ini, Rp.551 Triliun maksimal ini, torang boleh selamatkan sampai 90 persen.
“Jika di olah secara masif maka hitung-hitungan 90 persen masih bisa jadi makanan, masih bisa jadi pakan ternak, di olah jadi pupuk,” pungkasnya. (fer)