NPM, Manado – PT Merck Sharp & Dohme Indonesia (MDS) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan menggelar kelas jurnalis 3.0, Rabu (31/7/2024) di Manado, Sulawesi Utara.
Kegiatan ini membahas isu terkait imunisasi HPV di Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2024.
Mengusung tema ‘Siap Imunisasi HPV di BIAS 2024! Langkah Kecil Berdampak Besar, Lindungi Anak Perempuan dari Kanker Serviks’, kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, MKM dan Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou.
Turut hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini, mewakili Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, dr. Gysje Pontororing, MPH; Dokter Spesialis Anak yang juga Ketua Komda KIPI Sulawesi Utara, DR. dr. Hesti Lestari, SpA(K); serta Country Medical Lead MSD Indonesia, dr. Mellisa Handoko Wiyono.
Direktur Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan dr Prima Yosephine mengatakan, tahun ini Kementerian menargetkan BIAS
90 persen. “Targetnya 90 persen dan itu tidak gampang. Harus terus menerus menyampaikan pentingnya imunisasi. Untuk meyakinkan masyarakat untuk imunisasi itu tidak gampang,” terangnya.i
Ditmbahkan dr. Prima, acara yang digelar kali ini di Manado menjadi penting, sebagai sarana bersama untuk menyampaikan manfaat imunisasi HPV, serta kerugian jika anak-anak kita tidak menerima imunisasi HPV.
Informasi ini penting untuk diberikan secara terus menerus, dengan melibatkan semua pihak, bukan hanya tenaga kesehatan.
“Kami percaya, melalui upaya kolaboratif yang melibatkan banyak pihak, kita bisa meningkatkan cakupan imunisasi HPV yang tinggi dan merata bagi seluruh anak-anak kita, minimal mencapai target 90 persen.
Sehingga anak-anak Indonesia, khususnya Sulawesi Utara bisa terlindungi dan bisa mencapai masa depan yang cerah dan siap menjadi generasi pembangunan bangsa.
Ia menyampaikan terima kasih kepada MSD Indonesia yang telah memfasilitasi acara penting ini, serta ajakan kepada teman-teman jurnalis dan komunitas untuk bisa terus mengedukasi masyarakat terkait pentingnya imunisasi HPV.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sulut Gysje Pontororing mengungkapkan, tahun lalu di Sulut, target imunisasi baru mencapai 80 persen.
“Angka ini juga tak merata di setiap daerah. Bahkan ada yang hanya diangka 60 persen,” tukasnya.
Lanjutnya, banyak kendala yang terjadi soal imunisasi di sekolah. Banyak orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk diimunisasi.
“Penyebabnya beragam, mulai kurangnya informasi atau karena adanya berita hoax soal imunisasi,” akunya.
Dia mengungkapkan, BIAS merupakan program nasional yang wajib dilaksanakan, termasuk di dalamnya imunisasi HPV.
Pada BIAS 2023, capaian imunisasi HPV di Sulawesi Utara pada pemberian dosis pertama baru di angka 80%, masih di bawah target nasional di angka 90 persen.
Untuk mencapai perlindungan yang kuat dalam komunitas, cakupan dan pemerataan imunisasi perlu dilakukan.
Sejumlah tantangan masih dihadapi, diantaranya belum optimalnya kolaborasi antar sektor, informasi yang kurang tepat terkait imunisasi HPV, serta kekhawatiran dan keengganan yang masih dirasakan para orang tua.
“Kami menghimbau kepada segenap masyarakat khususnya di wilayah Sulawesi Utara untuk mau mencari tahu informasi yang akurat seputar imunisasi HPV, sehingga dapat mengatasi keraguan dan siap berpartisipasi dalam program BIAS yang akan datang. Karena imunisasi merupakan hak setiap anak Indonesia,” terangnya.
dr Hesti Lestari menambahkan, salah satu penyebab enggannya masyarakat melakukan imunisasi karena banyaknya isu hoax.
“Isu ini mencuat saat covid lalu dimana isu hoax ini mampu merubah pemahaman masyarakat,” tandasnya.
Diketahui, kanker mulut rahim menempati urutan kedua kematian bagi wanita.
Sedangkan pelaksanaan kelas jurnalis bersama Kemenkes ini masuk tahun ke tiga. (rud)