NEW POSKO MANADO – Musik Kolintang asal Sulawesi Utara masuk sebagai usulan Indonesia ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO.
Musik Kolintang dihargai sebagai kebudayaan sendiri yang terus ditunjukkan Pemprov Sulut.
Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw (OD-SK) terus berupaya agar musik kolintang akan Go to Unesco.
Hal ini didukung beberapa pihak dan budayawan yang berpendapat bahwa Kolintang notabene sebagai warisan budaya musik tradisional asli orang Minahasa banyak berharap agar benar benar bisa diterima sebagai usulan tunggal ke ICH Unesco.
Selain itu untuk menjamin warisan musik tradisional orang Minahasa yang memang berbeda dengan Kolintang Filipina yang mengandung bunyi bunyian asal besi.
“Kolintang Minahasa bersumber dari bilah-bilah kayu yang dapat diketuk dan menghasilkan bunyi bunyian,” kata Kadis Kebudayaan Sulut Ir Janny Lukas MSi, Kamis (3/3/2022).
“Jadi bukan kita menolak pengakuan masyarakat secara internasional akan tetapi bagaimana mempertahankan culture musik itu sendiri,” tambahnya.
Diketahui, pada lokakarya yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek pada 15 Februari 2022, setelah melewati proses usulan serta pengajuan naskah akademis kolintang maka telah diputuskan bahwa budaya musik tradisional Kolintang asal Minahasa Sulawesi Utara telah diterima menjadi salah satu nominasi Indonesia ke ICH (Intangible Cultural Heritage) Unesco bersama dengan Tempe, Reog Ponorogo, Jamu, Ulos dan Tenun.
Di mana pihak Kemendikbudristek memberi catatan sebagai usulan join submission dengan negara lain.
Usulan Kolintang sebagai usulan join submission dengan negara lain (seperti Filipina) bagi banyak kalangan kiranya akan memberi keuntungan tersendiri dimana peluang untuk lolos semakin besar dan hal ini tentunya membawa pengaruh nama daerah dan pengembangan musik semakin mendapat perhatian. (don)