NPM, MANADO – Usai dilantik, Pordasi Sulut langsung diperhadapkan pada kejuaraan nasional (Kejurnas) berkuda di Pasuruan, Jawa Timur.
Ketua Pengprov Pordasi Sulut, Ferry M.K. Wowor tak menampik keikutsertaan tim berkuda di kejurnas bulan Juli nanti.
“Biasanya di kejurnas berkuda, Sulut minimal 3 kelas kita rebut. Itu minimal,” ujarnya, Sabtu (18/6/2022).
Namun, kata Ferry Wowor, yang menjadi hambatan sekarang ini, 30 persen kuda eks Sulut sudah memperkuat tim daerah lain.
Tapi di satu sisi, meski banyak kuda Sulut yang terjual, petani peternak kuda Sulut sejahtera. Karena di era pandemi ini, kuda-kuda bisa terjual hingga mencapai Rp37, 7 miliar.
“Ini sesuai data yang ada pada 1 tahun setengah ini,” ujar Wowor.
Lanjut Wowor, berkuda juga satu-satunya olahraga di dunia yang membantu petani peternak. “Itulah Pordasi,” tuturnya.
Sulut memang dilema dalam memelihara kuda pacu. Bahkan, kuda pemenang di kejuaraan lokal selalu dibeli stable-stable besar dari Jakarta
“Ada yang harga Rp400 juta dan Rp500 juta per ekor,” kata dia.
Tetapi di kejurnas, Sulut selalu langganan medali emas.
“Harus diketahui juga, pelatih-pelatih berkuda di Jateng, Jatim, Jabar, Jakarta dan Jogjakarta semuanya dari Sulut,” jelasnya.
Meski demikian, peternak kuda yang tersebar di wilayah Sulut tak pernah surut dalam hal pembinaan.
Tahun depan dipastikan ada di kisaran 300 ekor kuda yang siap berpacu di berbagai kejuaraan lokal.
“Karena Sulut satu-satunya provinsi yang menghasilkan kuda pacu berkelas. Itupun kalau tidak terjual,” tandasnya. (don)