Jenderal Maruli Tinjau Danau Tondano, Dukung Gubernur Yulius Selvanus Atasi Eceng Gondok

Jenderal TNI Maruli Simanjuntak didampingi Gubernur Sulut Yulius Selvanus di area danau Tondano, Kamis (20/03/2025). (ist)

NPM, Manado – Gelombang dukungan dari jajaran tinggi TNI membanjiri Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebagai upaya membangkitkan potensi daerah bumi nyiur melambai.

Dipimpin langsung Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, sejumlah petinggi militer turun tangan membantu Gubernur Sulut, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, menyelamatkan Danau Tondano.

Pada Kamis (20/3/2025) sore, Jenderal Maruli menyambangi Desa Tonsaru, Minahasa, untuk meninjau langsung program TNI Manunggal Memelihara Danau Tondano.

Kunjungan yang dihadiri Gubernur Yulius, Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Suhardi, dan Kapolda Sulut Irjen Pol Roycke Harry Langie ini, Maruli mengungkapkan inisiatif pembersihan danau berawal dari diskusi intensif dengan Presiden Prabowo Subianto.

“Saya memperlihatkan alat pembersih eceng gondok berteknologi cepat kepada Pak Presiden. Beliau langsung instruksikan penerapannya di Danau Tondano,” ujar Maruli.

Alat tersebut kini menjadi senjata utama memberantas eceng gondok yang telah menyelimuti 294 hektare danau, penyebab utama pendangkalan.

Tak hanya memberi arahan, Maruli bahkan turun langsung ke perahu ponton bersama Gubernur Yulius untuk memantau operasi pembersihan.

Gubernur Yulius Selvanus, yang dikenal dekat dengan program lingkungan, menyambut antusias kolaborasi TNI-pemerintah ini.

“Hasilnya sudah terlihat danau semakin bersih. Atas nama masyarakat, saya berterima kasih kepada TNI,” tegasnya.

Ia juga menggarisbawahi visi Presiden Prabowo untuk menjadikan Sulut sebagai destinasi wisata unggulan, didukung rencana pembangunan sekolah unggulan di Minahasa.

“Bumi nyiur melambai harus bersinar melalui pariwisata dan pendidikan. Tapi semua dimulai dari lingkungan yang lestari,” imbuhnya, seru mengajak masyarakat berpartisipasi.

Dengan luas 4.378 hektare, Danau Tondano masuk dalam 15 danau prioritas nasional yang kritis.

Program pembersihan yang digulirkan sejak 17 Februari 2025 ini tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga melibatkan 49 personel TNI-Polri, pemerintah daerah, dan warga.

Selain bersih-bersih, kegiatan mencakup penghijauan, bakti sosial, serta pelatihan pengolahan eceng gondok menjadi kerajinan dilakukan.

Maruli menegaskan, “Model kerja di Tondano akan jadi contoh nasional. Banyak danau di Indonesia mengalami masalah serupa.”

Kolaborasi antara Presiden Prabowo dan Gubernur Yulius disebutnya sebagai kunci keberhasilan.

Program yang akan berjalan hingga 22 Mei 2025 ini dirancang multifungsi, selain memulihkan ekosistem, juga menyasar pemberdayaan masyarakat melalui distribusi sembako dan pelatihan ekonomi kreatif.

“Ini langkah nyata TNI mengabdi untuk rakyat, sesuai pesan Pak Presiden,” pungkas Maruli.

Dengan semangat manunggal (bersatu), Danau Tondano tak hanya diproyeksikan menjadi simbol kelestarian lingkungan, tetapi juga bukti kesuksesan kolaborasi TNI-pemerintah-daerah dalam membangun Sulut sebagai bumi nyiur melambai yang berdaya saing global.

Masyarakat berharap gelombang kebangkitan ini akan terus melambai seiring pulihnya keindahan danau warisan leluhur Minahasa tersebut. (don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *