Opini  

Mari Jo Ka Minahasa, Nikmati Momen Khusus Paskah

Oleh : Bert Toar Polii

NPM, MINAHASA – Selain potensi wisata bahari, ada juga potensi besar dari wisata religi. Salah satunya adalah moment khusus Paskah.

Sayangnya ini belum digarap secara bersama oleh pihak-pihak yang terkait.

Mungkin sudah saatnya kita memikirkan untuk memanfaatkan momen khusus Paskah menjadikan sebagai salah satu tujuan wisata religi ke Minahasa.

Penulis mencoba memberi judul dengan ‘Mari Jo Ka Minahasa – Nikmati Momen Khusus Paskah’.

Mengapa ini bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata religi?

Pertama : Momen ini adalah acara tahunan yang tidak dapat dijumpai di sebagian besar wilayah Indonesia. Hanya di daerah tertentu, salah satunya di Minahasa.

Kedua : Momen Paskah biasanya akan berlangsung kurang lebih 40 hari sejak perayaan Rabu Abu dan bahkan sesudah pesta Paskah pun masih ada kegiatan umat dan jemaat.

Sehingga dapat dikatakan rentang waktu perayaan keagamaan ini cukup lama.

Ketiga : Orang Minahasa sangat kreatif sehingga menjadikan momen Paskah menjadi sesuatu yang menarik dan atraktif selain makna religious yang terkandung didalamnya.

Contoh nyata adalah Taman Paskah dan ornament Paskah yang diperlombakan sehingga hasilnya kadang-kadang diluar dugaan indahnya.

Keempat : Suasana Gereja yang penuh dengan jemaat yang dating berduyun-duyun ke gereja dan yang pasti semuanya akan memamerkan baju yang terbaik.

Sebab orang Minahasa berpegang teguh pada ajaran, kalau ke Gereja harus rapih dan berpakaian yang terbaik.

Berdasarkan keempat alasan diatas, mari kita coba untuk dibuat di Tondano ibu kota Minahasa sebagai pusatnya.

Gereja sentrum Tondano adalah satu gereja tertua di Minahasa bisa dijadikan pusatnya dan Lapangan Sam Ratulangi bisa dijadikan sebagai Taman Paskah dengan berbagai ornament menarik apalagi didepannya ada taman kota Tondano dan diapit dua gereja besar, Gereja Sentrum dan GPdi atau Gereja Pantekosta di Indonesia Pusat Kota Tondano.

Selanjutnya masih ada banyak gereja karena hampir semua kampong di Tondano memiliki gereja sendiri.

Belum lagi jika ditambah atrataksi menarik seperti Lomba bersepeda keliling danau Tondano, jalan sehat dan lain-lain.

Semarak momen Paskah akan semakin meriah jika masyarakat juga ikut menghias pekarangan rumahnya dengan bunga dan juga ornament Paskah.

Bisa dibayangkan suasana seperti ini selama kurang lebih sebulan jika ditata dengan baik pasti akan menarik banyak turis datang berkunjung.

Warga Minahasa saja yang sudah tinggal di “pasengkotan” saat ini sudah banyak sekali dan pasti mereka akan rindu untuk merasakan suasana seperti ini.

Belum lagi jika dibarengi pesta kuliner dan pertunjukan budaya Minahasa, Misalnya dengan menutup jalan raya dari Pasar Bawah Tondano sampai Pasar Atas Tondano dan dijadikan seperti Street Market.

Khusus Pasar Bawah Tondano dijadikan Fish Market lengkap dengan koki-koki yang siap memasaknya untuk pengunjung dan tersedia tempat untuk makan yang tentu saja dijamin kebersihannya. (*)

 

Editor: Donny Piri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *